Sri Mulyani: I Love My Job

Jakarta - Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuangkan sebuah cerita perjalanannya ketika pergi ke negara Islandia dan Kenya. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Direktur Bank Dunia (The World Bank) tersebut, Sri Mulyani tampak menyukainya.

"Berjalan keluar dari Bandar Udara Keflavik (Islandia) dengan hempasan angin arktik di wajah saya hingga 50 km per jam. Saya berpikir, I love my job (saya mencintai pekerjaan saya)," ungkap Sri Mulyani dalam blog-nya yang dirilis oleh Bank Dunia seperti dikutip detikFinance, Jumat (8/3/2013).


"Pekerjaan di mana seorang penduduk tropis seperti saya menikmati keramahan penduduk Islandia dan memperbolehkan saya untuk belajar dari pengalaman mereka yang sulit hingga berada di atas. Dengan 320.000 warganya dan dengan negara yang hanya se-ukuran negara bagian Kentucky, subkutub Islandia memiliki banyak pelajaran untuk mengembangkan pembangunan," imbuh Sri Mulyani.


Perjalanan Sri Mulyani sebagai Direktur Bank Dunia ini dimulai dengan mengumpulkan visi bagaimana menghadapi dilema pemanasan. Serta, sambung Sri Mulyani, bagaimana iklim tak tentu tersebut meningkatkan kebutuhan akan sebuah energi.


"Tapi Islandia telah lama menempatkan pikiran menghadapi tantangan tersebut dan sekarang hidup produktif dan damai dalam lingkungan tersebut," tutur Sri Mulyani.


Dikatakan Sri Mulyani, penghargaanya kepada Islandia bertambah setelah melihat strategi negara tersebut untuk memanfaatkan lingkungan dan energi terbarukan ketika dirinya mengunjungi Hellisheidi Geothermal Plant. Ia melihat bagaimana gemuruh bumi dan uap yang keluar dari tanah dimanfaatkan dengan sangat baik oleh warga Islandia.


"Saya mendengar bagaimana 95% dari Islandia ini dipanasi dengan hot water volcanic dan 25% negaranya dialiri listrik dari tanaman geothermal tadi. Saya mendengar bagaimana jika bukan karena panas bumi, ekonomi Islandia tidak akan bertahan dari krisis. Kebutuhan energinya akan mustahil dipenuhi dari fiskalnya," papar Sri Mulyani.


Saat ini, Sri Mulyani mengungkapkan, Islandia tengah mencoba mencari tahu bagaimana bisa menjual energi tersebut dan mengekspornya ke negara-negara lain. Jika melihat banyaknya sumber daya alam, pengembangan dan penggunaan energi panas bumi memang cukup kompleks.


"Namun Islandia menawarkan banyak pelajaran bagi negara-negara maju dan berkembang. Kita dapat memanfaatkan untuk meningkatkan akses ke panas bumi dan mengelola risiko teknis keuangan melalui sumber energi terbarukan ini," jelasnya.


Menurut Sri Mulyani, semua bisa dilakukan. Islandia bisa bekerja dengan negara berkembang. Kenya terutama, negara tersebut memiliki geothermal atau panas bumi yang cukup bisa melibas seluruh umat manusia di negaranya.


"13 persen elektrifikasi di negara tersebut telah dipenuhi oleh geothermal. Dan melalui bantuan oleh Bank Dunia maka ditargetkan 30% bisa terus tumbuh. Alhasil sebanyak 150 juta kepala keluarga dan beberapa bisnis bisa ikut merasakan kekuatan tersebut," jelasna.


Sri Mulyani merasa mendapatkan pelajaran yang berharga saat mengunjungi Islandia tersebut. Ke depan, Ia berupaya terus untuk bisa mengembangkan energi terbarukan laiinya.


(dru/dnl)