Ngaku Rugi Jual Elpiji 12 Kg, Pertamina Nombok Rp 5.152/Kg

Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperkirakan tahun ini akan menderita kerugian Rp 5,5 triliun dari bisnis elpiji 12 Kg. Berapa biaya produksi elpiji 12 Kg, sehingga membuat Pertamina terus mengaku merugi?

Vice President Gas Domestik PT Pertamina (Persero) Gigih Wahyu mengatakan biaya produksi gas elpiji 12 kg sebesar Rp 10.064 per Kg. Sedangkan perseroan menjualnya jauh di bawah biaya produksi.


"Biaya produksi gas elpiji 12 Kg adalah Rp 10.064 per Kg, sementara Pertamina menjual ke agen atau eks Pertamina Rp 4.912 per Kg, artinya setiap Kg gas elpiji 12 Kg yang dijual Pertamina, Pertamina rugi Rp 5.152 per kilo," ujar Gigih dalam bahan laporan Pertamina dikutip detikFinance, Minggu (10/3/2013).


Gigih merinci biaya produksi elpiji 12 kilogram tersebut diantaranya biaya bahan baku (landed) Rp 8.852 per Kg, biaya costum & Duties Rp 229 per Kg, biaya freight cost Rp 365 per Kg, biaya transportation fee Rp 277 per Kg, biaya filling fee Rp 188 per Kg, biaya operasi lainnya Rp 154 per Kg.


"Sehingga total biaya produksi elpiji 12 Kg adalah Rp 10.064 per kilogramnya," jelas Gigih.


Sementara konsumen membeli gas elpiji 12 kilogram dengan harga Rp 5.850 per Kg, dari mana saja harga tersebut?


"Pertamina jual eks Pertamina Rp 4.912 per Kg (disini Pertamina mensubsidi Rp 5.152 per Kg), pajak PPN Rp 491 per Kg, harga tebus agen menjadi total Rp 5.403 per Kg ditambah dengan margin agen yang sudah termasuk PPN Rp 447 per Kg sehingga harga jual dari agen elpiji ke konsumen Rp 5.850 per Kg," tambah Gigih.


Sementara itu, hampir sebagian besar elpiji saat ini dimpor Pertamina dari luar negeri berdasarkan harga CP Aramco, dimana harga CP Aramco tiap tahun selalu meningkat.


"Pada 2008 harga CP Aramco mencapai US$ 780 per metrik ton (MT) saat itu Pertamina sudah rugi Rp 4,7 triliun ketika menjual gas elpiji 12 kilogram, pada 2009 sempat turun US$ 515/MT sehingga kerugian Pertamina di-elpiji 12 Kg turun hanya menjadi Rp 1,1 triliun," ungkap Gigih.


Namun pada 2010 harga CP Aramco naik kembali jadi US$ 715/MT, namun karena pada akhir 2009 ada penyesuain harga elpiji 12 Kg dari Rp 5.750 per kilo menjadi Rp 5.850 per kilo kerugian Pertamina di-elpiji 12 Kg menjadi Rp 2,1 triliun.


"Namun pada 2011 harga elpiji CP Aramco naik lagi menjadi US$ 858/MT sehingga kita rugi lagi Rp 3,37 triliun, kemudian pada 2012 sampai akhir desember harga rata-rata CP Aramco sudah mencapai US$ 917/MT sehngga kerugian kita mencapai Rp 4,69 triliun, dan diprediksi pada 2013 ini diperkirakan harga CP Aramco naik menjadi US$ 910,721 per MT sehingga kita rugi Rp 5 triliun," kata Gigih.


(rrd/hen)