Wortel Impor Masih Beredar di Pasar Tradisional

Jakarta - Sejak diberlakukannya penghentian sementara rekomendasi impor 13 produk hortikultura oleh pemerintah, perlahan produk-produk tersebut hilang di pasaran. Namun, wortel impor asal Australia ternyata masih terlihat di pasar tradisional Rawasari, Jakarta Pusat.

Agus (20), salah satu pedagang di pasar tradisional tersebut mengaku, wortel impor asal Australia laku karena digunakan pembeli sebagai jus. "Kalau wortel impor ya enaknya buat jus, airnya banyak, sekilonya Rp 20 ribu, kalau satuan Rp 3 ribu," kata dia saat ditemui detikFinance, di pasar Rawasari, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/13).


Namun, untuk produk larangan impor lainnya memang sudah tidak nampak di pasar ini. Buah-buahan yang dilarang impor pun sudah tidak ada. Akan tetapi, beberapa buah impor lain masih 'ramai' terjejer di pasar tradisional ini, seperti anggur merah USA yang dihargai Rp 70 ribu per kg, Anggur hijau USA Rp 65 ribu per kg.


"Kalau anggur memang yang impor lebih laku. Kalau anggur yang dari Bali yang hitam rasanya asam harganya juga murah Rp 15 ribu per kg," kata Amsor (35) pedagang buah di pasar itu.


Buah-buahan impor lainnya juga masih marak di pasar ini seperti Apel dari China dengan harga Rp 25 ribu per kg, jeruk dari Australia Rp 30 ribu per kg, apel merah USA Rp 30 ribu per kg, dan pir Ya Lie dari China Rp 15 ribu per kg.


Seperti diketahui, kebijakan larangan impor buah dan sayur berlaku sementara mulai Januari-Juni 2013 dengan skema pembatasan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).


Berikut ini 13 produk hortikultura yang dilarang masuk sementara:



  1. Kentang

  2. Kubis

  3. Wortel

  4. Cabai

  5. Nanas

  6. Melon

  7. Pisang

  8. Mangga

  9. Pepaya

  10. Durian

  11. Krisan

  12. Anggrek

  13. Heliconia


(dnl/dnl)