Elpiji 12 Kg Batal Naik, BPS: Maret Kemungkinan Deflasi

Jakarta - Pemerintah tidak menyetujui keinginan PT Pertamina (Persero) untuk menaikan harga Elpiji 12 kg. Keputusan inipun meruntuhkan kemungkinan inflasi yang akan bertambah 0,5% jika harga gas naik 35% seperti direncanakan Pertamina. Artinya, daya beli masyarakat akan terjaga.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Statistik Harga, Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo di sela-sela acara Apel Siaga Sensus Pertanian 2013, di Halaman Gedung BPS, Jalan Dr Soetomo, Jumat (8/3/2013).


"LPG aja naik 35 persen inflasi 0,5 persen," ujar kepada wartawan.


Sasmito menyatakan Elpiji adalah kebutuhan rumah tangga. Sehingga, masyarakat akan terkena dampak langsung dari kenaikan. Apalagi, pengguna jenis ini cukup banyak dibandingkan dengan yang jenis 3 kg.


"Ini kan kebutuhan RT, bisa makan nggak kalau nggak pakai Elpiji?," ucapnya.


Ia memperkirakan, Maret 2013 akan terjadi deflasi 0,2%. Ini seiring dengan kestabilan harga untuk beberapa sektor seperti kebutuhan sembako.


"Kalau semua yang lain deflasi minus 0,2 persen, tapi kalau LPG naik 35% jadi inflasi 0,3% serius," terang Sasmito.


Sementara itu, sambungnya komoditas yang masih dalam kategori mengkhawatirkan adalah bawang merah dan bawang putih. Ia berharap pemerintah dapat menekan dua komoditas tersebut.


"Kemudian yang masih dikawatirkan tapi stok bawang merah dan bawang putih. Harus kita tekan lah. Saya berharap ini berhenti lah. Kepada minggu kedua keempat," pungkasnya.


(dru/dru)