China Bakal Luncurkan Proyek Baru di Bekasi Rp 1,9 Triliun

Jakarta - Hubungan dagang Indonesia-China makin erat. Pada Juni 2013 nanti, Sekretaris Partai Komunis China Peng Qinghua berencana mengunjungi Indonesia untuk meluncurkan proyek US$ 200 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun di Bekasi.

"Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi dua digit, ke depan Guangxi akan terus memperkuat kerjasama dengan negara-negara ASEAN, khususnya Indonesia, sebagai negara terbesar di ASEAN," demikian pernyataan Kedubes RI untuk China usai pertemuan Dubes RI Imron Cotan dengan Qnghua.


"Dalam kaitan inilah (mengejar pertumbuhan ekonomi dua digit), Sekretaris CPC akan melakukan kunjungan ke Indonesia pada pertengahan Juni 2013 untuk melakukan penjajakan investasi di Indonesia sekaligus mempromosikan China-ASEAN Expo yang ke-10. Di samping itu, pada kunjungan tersebut juga akan dilakukan launching ceremony proyek 'China-Indonesia Economic and Trade Cooperation Zone' di Bekasi yang mempunyai nilai investasi sekitar US$ 200 juta," tutur pernyataan Kedubes yang dikutip, Senin (20/5/2013).


Namun belum dijelaskan secara lengkap bentuk proyek yang akan diluncurkan China di Bekas tersebut.


Rencana China tersebut terungkap saat Imron Cotan melakukan kunjungan kerja ke Guangxi dan berkesempatan melakukan breakfast meeting dengan Wakil Gubernur Guangxi, Zhang Xiaoqin yang didampingi oleh pejabat dari Guangxi antara lain Direktur Foreign Affairs Office (FAO), Li Wenjie dan Sekretaris Partai Fangchengggang, Liu Zhengdong. Di samping pejabat pemerintah, kegiatan ini juga diikuti oleh beberapa pengusaha papan atas Tiongkok yang bergerak di bidang real estate, properti, dan investment.


Pada hari yang sama, Imron juga melakukan pertemuan dengan orang pertama di daerah otonomi khusus Guangxi, Secretary of Communist Party of China (CPC) Komite Guangxi dan Ketua Komite Tetap Guangxi People’s Congress, Peng Qinghua, yang juga didampingi oleh jajaran pimpinan daerah Guangxi.


Wakil Gubernur Zhang menyatakan, kerjasama antara RI-RRT saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Lebih lanjut disampaikan pula bahwa sebagai wilayah RRT yang paling dekat dengan ASEAN, Guangxi mempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan hubungan antara RRT-ASEAN. Bahkan Nanning telah menjadi tempat pelaksanaan China-ASEAN Expo yang tahun ini akan dilaksanakan untuk kesepuluh kalinya, dan sekaligus menandai 10 tahun peringatan Kemitraan Strategis ASEAN-China.


Zhang juga mengulas tentang kemungkinan pembentukan Fangchenggang Industrial Park sebagai 'Kawasan Industri Indonesia-Tiongkok' di Guangxi. Dalam kaitan ini, diharapkan dukungan penuh dari Dubes RI dan Pemerintah RI.


Dalam tanggapannya, Imron menyatakan, Indonesia siap untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan Guangxi Zhuang Autonomous Region, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi. Imron juga menyatakan, KBRI Beijing akan selalu mendukung setiap langkah yang dilakukan untuk meningkatkan dan memperdalam hubungan kerjasama kedua pihak.


Terkait dengan Fangchenggang Industrial Park, Imron yakin dan percaya bahwa apabila proyek ini memberikan keuntungan komparatif, akan banyak pengusaha Indonesia dan China yang tertarik melakukan investasi di kawasan industri ini. Terletak di kota pelabuhan Fangchenggang di selatan RRT, diharapkan apabila terwujud, kawasan industri ini dapat pula berperan sebagai jembatan penghubung antara kedua negara.


Hubungan bilateral antara RI-RRT saat ini sangat erat, yang terefleksikan dari peningkatan tiga kali lipat volume perdagangan, investasi, dan pariwisata dari tahun 2010-2012. Peningkatan hubungan ini juga diikuti oleh meningkatnya rasa saling percaya di antara pengusaha kedua negara untuk melakukan langkah konkret di antaranya adalah pembentukan kawasan industri Indonesia-Tiongkok.


Dalam kaitan inilah, Imron menyarankan agar pada saat kunjungan Sekretaris CPC ke Indonesia, dapat dilakukan pertemuan dengan kalangan bisnis Indonesia untuk memaparkan mengenai kemungkinan pembentukan kawasan industri Indonesia-Tiongkok tersebut. Diyakini bahwa pembentukan kawasan industri ini dapat mendorong peningkatan arus investasi dan perdagangan dua arah RI-RRT demi kemakmuran bersama kedua negara.


(dnl/ang)