Belajar Pasar Tani, Chairul Tanjung dan Rombongan KEN Terbang ke Korea

Seoul - Rombongan Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang dipimpin Chairul Tanjung melakukan kunjungan kerja ke Korea Selatan (Korsel).

Salah satu rangkaian kegiatan tersebut, KEN mengunjungi Seoul, Agro-Fisheries and Food Corporation yaitu lembaga yang didirikan Pemerintah Korea, semacam BUMD di Indonesia.


Dalam keterangan yang diterima detikFinance, Kamis (23/5/2013) rombongan KEN juga didampingi oleh Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar dan Anggota Majelis Wali Amanat IPB Didik Rachbini. Tujuan kunjungan adalah untuk belajar bagaimana mendirikan Farmers market (pasar tani) di setiap Provinsi di Indonesia.


Agro Fisheries and Food Corporation adalah sebuah perusahaan Perum yang dimiliki Pemda Kota Seoul. Dalam kesempatan itu juga ada kunjungan ke Pasar Tani yang dinamai Garak Agricultural and Marine Products Wholesale Market, untuk mempelajari mekanisme operasional pasar tani, yang direncanakan akan dikembangkan di Indonesia.


Seperti diketahui pasar tani di Seoul, Korea Selatan bukan hanya pasar secara fisik. Pasar tani ini sebagai wadah stabilisasi harga komoditas pertanian yang dilakukan melalui mekanisme lelang. Harga lelang kemudian menjadi harga rujukan yang akan diterima petani.


Sehingga dengan mekanisme ini, harga yang diterima petani menjadi stabil. Melalui pasar tani, petani tidak lagi bergantung pada tengkulak, sehingga marjin laba yang diterima petani menjadi lebih besar. Konsumen bisa membeli langsung pada pasar yang dibangun dengan fasilitas moderen tersebut. Mutu komoditas pertanian terjaga dan terus dipantau.


Menurut Wakil Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar, pasar tani yang disebut Garak Agricultural and Marine Products Wholesale Market ini yang dilengkapi dengan fasilitas modern sehingga operasinya berjalan sangat efisien.


Pada pasar dengan luas lahan 54 hektar dan luas bangunan 28 hektar ini tersedia layanan informasi termasuk harga-harga komoditas dan indeks harga standar produk pertanian dan perikanan sehingga sangat membantu pengambilan keputusan oleh stakeholders.


Dalam kesempatan tersebut Didik Rachbini mengatakan kunjungan ini sangat bermanfaat dan berarti karena merupakan the "World Best".


Menurut Chairul Tanjung sistim penentuan harga melalui lelang yang digunakan oleh Pasar Tani Garak ini sangat baik karena Harga produk-produk pertanian terkendali. Di Pasar Tani ini, harga yang menjadi patokan dari supply dan demand dan bukan kuota. Dengan demikian efisiensi pasar dapat dicapai.


Chairul mengatakan pembentukan lembaga Pasar Tanai sejenis ini menjadi idaman dan impiannya agar petani di Indonesia tidak lagi dibohongi oleh para tengkulak. Di Pasar Tanai Seoul, petani setiap saat dapat memantau harga melalui internet secara online real time. Sebagai catatan, di Korea Selatan, akses terhadap internet terbuka sampai dengan ke pedesaan.


Ia menambahkan mekanisme dalam Pasar Tani di Seoul, Korsel ketika harga sangat fluktuatif dimungkinkan untuk membuat kontrak antara pelaku pasar di pasar Garak langsung dengan petani. Sehingga dengan mekanisme kontrak ini petani mendapatkan kepastian harga jual. Pengelola pasar garak harus memiliki data tentang kebutuhan dan pasokan.


Chairul berharap setelah kunjungannya akan mengambil inisitif untuk menggalang kerja sama antara pemerintah daerah, swasta, Institut Pertanian Bogor, dan Pengelola Garak Market di Korea untuk merealisasikan konsep ini di Indonesia.


Rencananya hasil pertemuan ini juga akan disosialisakan oleh KEN dengan APPSI (Asosiasi pemerintah Propinsi seluruh Indonesia) pada 13 Juni 2013.


(hen/dnl)