Bahas Subsidi Listrik Rp 99 T, Cuma 12 Anggota DPR yang Hadir

Jakarta - Hari ini Komisi VII DPR bersama Kementerian ESDM melakukan rapat untuk membahas tambahan subsidi listrik tahun ini dari Rp 78,63 triliun menjadi Rp 99,97 triliun. Tapi anggota DPR yang hadir sedikit.

Dari 50 anggota Komisi VII DPR, hanya terlihat 12 anggota saja yang hadir mengikuti rapat. Padahal di daftar absen, ada 23 anggota yang sudah menandatangani kehadiran.


Dalam rapat itu, pemerintah diwakili Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman, mengajukan tambahan subsidi listrik tersebut.


"Akibat adanya perubahan beberapa asumsi makro yakni nilai tukar rupiah (kurs) dan harga minyak atau ICP (Indonesia Crude Price) membuat perhitungan subsidi listrik juga berubah," ujar Jarman dalam rapat yang diadakan di Gedung DPR, Sneyan, Jakarta, Kamis (23/5/2013).


Dikatakan Jarman, dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2013, nilai tukar rupiah diperkirakan melemah menjadi rata-rata US$ 9.600/US$, dari sebelumnya Rp 9.300/US$.


"Tidak hanya kurs, ICP pun diasumsikan berubah dari APBN 2013 ditentukan US$ 100 per barel pada RAPBN-P 2013 diusulkan naik US$ 108 per barel," ucap Jarman.


Selain itu adanya penambahan penggunaan konsumsi BBM oleh PLN menjadi lebih banyak. "Konsumsi BBM PLN naik dari sebelumnya ditargetkan 5,2 juta KL (kiloliter) menjadi 6,27 juta KL. Hal ini karena adanya pertumbuhan kebutuhan listrik yang makin meningkat melebihi target khususnya di daerah-daerah yang menggunakan BBM dalam pembangkitan listriknya," kata Jarman.


"Jumlah subsidi listrik yang diusulkan Rp 87,24 triliun ditambah kekurangan pembayaran subsidi listrik pada 2011 sebesar Rp 7,310 triliun dan pada 2012 sebesar Rp 13,255 triliun namun baru di-carryover pada 2014 sebesar Rp 7,822,8 triliun, maka subsidi listrik total diusulkan mencapai Rp 99,979,7 triliun," tutur Jarman.


Sebelumnya saat membuka rapat, Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengatakan, dalam daftar absensi ada 25 anggota Komisi VII DPR yang tanda tangan. .


"Yang sudah tanda tangan diabsensi ada 25 orang anggota, walaupun 25 orang yang absen, yang banyak 'penampakan'," ujar Sutan


Biasanya, kata Sutan, hal ini sering terjadi di mana saja. "Tiba-tiba ada saja anggotanya muncul, tiba-tiba bertanya keras habis itu menghilang. Ya tapi yang sudah tanda tangan ada sekitar 25 anggota (dari 50 lebih anggota Komisi VII), sudah kourm," kata Sutan.


(rrd/dnl)