Cerita Bos BNI Soal Susahnya Buka Cabang di Singapura

Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mengaku sangat kesulitan membuka kantor cabang di Singapura. Selain karena ketatnya izin dari Otoritas Singapura, pemerintah Singapura juga sangat tidak mau jika ada perbankan asing masuk ke wilayah mereka.

"Kendala karena aturan mereka ketat. Aturan mereka sangat enggak mau jika asing masuk mengambil sektor riil mereka," kata Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo usai acara Indonesia Banking Expo 2013 (IBEX) dengan tema Penguatan Struktur Perbankan Nasional untuk Meningkatkan Daya Saing dalam Menghadapi Era MEA, di JCC, Kamis (23/5/2013).


Dia menyebutkan, jika banyak pihak asing masuk ke Singapura maka otomatis sektor riil akan banyak dikuasai negara lain, sementara jumlah penduduk Singapura sangat sedikit.


"Ya bayangkan saja, penduduk Singapura kan hanya 3,5-4 juta, kalau banyak bank asing masuk, sektor riil banyak diambil ya habis," katanya.


Saat ini, kata dia, pihaknya sedang melakukan negosiasi antar otoritas untuk bisa membuka kantor cabang di Singapura.


"Sedang melakukan nego antar otoritas. Saya dengar mereka sudah lunak, mereka minta 67%, kita kasih 40%, tapi kalau 3 bank di kasih izin ya boleh," kata dia.


Dia menambahkan, pihaknya telah mengusulkan 3 tahun lalu untuk membuka kantor cabang baru di Singapura namun sampai saat ini belum mendapatkan izin.


"Kalau BNI sudah lama, yang kita minta 1 lagi, sekarang mau nambah satu lagi cabang penuh. Mau ngajuin 1 kantor cabang lagi di Singapura. Kita sudah usul 3 tahun lalu, tapi belum ada izin," tandasnya.


(dru/dru)