Banyak Permintaan, Harga Apartemen di Jakarta dan Sekitarnya Naik Hingga 21%

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan permintaan terhadap apartemen jual (kondominium) di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek) pada triwulan I-2013. Tingginya permintaan ini mendorong kenaikan harga apartemen tertinggi di wilayah tersebut bisa mencapai 21,66% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

"Harga jual naik sebesar 21,66% (yoy) menjadi Rp 18,3 juta/meter," jelas Survei Perkembangan Properti Komersial BI triwulan I-2013 dikutip Kamis (23/5/2013)


BI juga mencatat jika dilihat dari kenaikan harga dibandingkan triwulan sebelumnya, pada triwulan I-2013 harga apartemen di kawasan itu telah naik hingga 4,67% (qtoq).


"Kenaikan harga jual yang lebih cepat dibandingkan kenaikan tarif sewa menyebabkan rasio rent to price apartemen di Jakarta semakin menurun," jelas BI.


Kenaikan harga yang pesat ini didorong oleh permintaan pasar yang cukup pesat karena perubahan gaya hidup kelas menengah di Jakarta dan sekitarnya yang semakin menyukai hidup di apartemen. Secara langsung telah mendorong jumlah pasokan apartemen di Jakarta dan sekitarnya.


"Triwulan I-2013, jumlah pasokan komulatif unit apartemen di Jakarta dan sekitarnya mengalami penambahan 928 unit di kawasan CBD dan 6.140 di kawasan non CBD. Maka total pasokan komulatif apartemen (kondominium) bertambah menjadi 94.098 unit atau meningkat 8,12% (qtoq) dan 16,83% (yoy)," jelas BI.


Survei Perkembangan Properti Komersial Bank Indonesia (BI) merupakan analisa triwulanan properti yang dilaksanakan sejak triwulan I-1996. Sejak triwulan I-2006, jumlah responden ditambah menjadi sekitar 745 perusahaan properti di Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Banten (Tangerang, Serang dan Cilegon) dan 50 perusahaan di wilayah Bandung.


(hen/hen)