Dahlan menilai, kegagalan pada proses tender internasional ini merupakan hal normal, dan biasa sering pada perusahaan global seperti Exxon Mobile Oil atau Siemens saat mengikuti tender. "Biar Exxon juga sering kalah, Siemens sering kalah. Kalah baru dua kali," ucap Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (3/6/2013).
Namun diakuinya, pengalaman internasional penting dimiliki Telkom agar bisa kuat dalam bersaing di proyek dan bisnis telekomunikasi global. "Kan belum punya pengalaman sulit ikut tender internasional," tambahnya.
Seperti diketahui, Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi (The Communications and Information Technology Commission/CITC) Arab Saudi mengumumkan nama Telkom tidak masuk dalam pemenang operator telekomunikasi yang maju memperebutkan tiga lisensi MVNO.
MVNO adalah penyelenggaraan layanan jasa telekomunikasi bergerak dalam bentuk suara dan data, dimana penyelenggara tersebut tidak memiliki izin atas spektrum frekuensi atau lisensi jaringan akses, tetapi dapat menyewa atau memakai spektrum frekuensi milik Mobile Network Operator (MNO) melalui suatu perjanjian bisnis.
Tender lisensi MVNO tersebut sejalan ketentuan bahwa operator eksisting di negera itu diharuskan melakukan kerjasama dengan satu MVNO guna menyelenggarakan layanan seluler atau data.
(feb/dnl)