Sedangkan dari domestik, sentimen negatif dipicu revisi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia tahun ini menjadi 5,9% dari proyeksi sebelumnya 6,2%. Bank Dunia juga memperkirakan inflasi Indonesia akhir tahun ini akan melonjak mencapai 9% pasca kenaikan harga bahan bakar mimyak (BBM). Kombinasi faktor eksternal dan internal tersebut mengindikasikan meningkatnya resiko pasar. Kondisi ini membuat pelaku pasar menginginkan diskon lebih besar yang memicu terjadi koreksi harga saham sektoral.
Sementara Wall Street tadi malam ditutup di teritori negatif dalam rentang konsolidasi. Indeks DJIA dan S&P masing-mnasing terkoreksi 0,28% dan 0,05% ditutup di 14932,41 dan 1614,08. Pasar masih mengkhawatirkan rencana pengurangan stimulus The Fed dan meningkatnya ketegangan politik di Mesir yang bisa berimbas ke kawasan Timur Tengah. Menyusul kekacauan politik di Mesir tadi malam harga minyak mentah di AS naik hingga 1,66% di USD99,62/barrel, tertinggi dalam empat belas bulan terakhir.
Dengan minimnya insentif positif di pasar, IHSG hari ini diperkirakan masih akan bergerak bervariasi di teritori negatif dalam volume yang tipis. IHSG bergerak dengan support di 4670 dan resisten di 4780.
IHSG : S1 4670 S2 4620 R1 4780 R2 4820
Saham Pilihan
WSKT 750-810 TB, SL 730
INDY 770-820 BoW, SL 760
WIKA 2050-2250 TB, SL 2025
INDF 6900-7200 TB, SL 6800
KIJA 345-360 BoW, SL 335
ASSA 290-315 TB, SL 275
(dru/dru)