China Garap Aneka Infrastruktur Senilai Rp 76 Triliun di Afrika

Freetown - Presiden Sierra Leone, Ernest Koroma, sudah menandatangani kontrak dengan perusahaan China untuk pembangunan aneka infrastruktur di negaranya senilai US$ 8 miliar (Rp 76 triliun).

Pekan lalu, Koroma sudah melakukan kunjungan ke negeri tirai bambu tersebut. Dalam kunjungannya, disepakati sejumlah proyek infrastruktur dengan Kingho Energy Group, seperti pelabuhan, tambang, pembangkit listrik dan rel kereta sepanjang 250 km.


Salah satu negara di Afrika itu juga sudah sepakat membangun bandara internasional baru senilai US$ 300 juta dengan Chinese Railway International Company. Bandara ini akan terletak sekitar 60 km dari ibukota Sierra Leone, Freetown.


Saat ini, satu-satunya bandara internasional milik Sierra Leone adalah Lungi yang terletak 13 km ke utara Freetown. Bandara ini sebelumnya milik militer Inggris saat Perang Dunia II berlangsung dan jadi bandara komersial pasca perang.


Penumpang sangat kesulitan untuk menuju Freetown dari bandara ini, pilihannya yaitu 4 jam melalui jalan darat, atau menyebrang sungai menggunakan ferrry yang biasanya lebih cepat.


Sarana transportasi helikopter sudah dihentikan sejak 2011, empat tahun setelah adanya insiden helikopter jatuh yang menewaskan 22 penumpang, salah satunya adalah menteri olahraga Togolese.


"Saya dengan senang mengumumkan bahwa China sudah membuat komitmen yang serius untuk mendukung program pembangunan kami," katanya Koroma, yang pekan lalu sudah bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, seperti dikutip dari AFP, Sabtu (6/7/2013).


"Kami sudah berkomitmen, kedua negara akan saling meningkatkan kerjasama dalam segala bidang, seperti perdamaian, pembangunan dan reformasi dari rujukan PBB," katanya.


Sierra Leone saat ini masih jadi salah satu negara termiskin di dunia gara-gara perang sipil yang berlangsung 11 tahun hingga 2002 lalu. Padahal, negara ini sangat kaya mineral, seperti berlian, emas, bauksit, titanium dan bijih besi.


Kayanya sumber daya alam ini membuat Sierra Leone semakin dilirik oleh banyak negara untuk investasi. Namun sayang, minimnya infrastruktur membuat investasi terkendala.


(ang/feb)