"Memang sulit karena gaji Pertamina nggak setara dengan gajinya di luar negeri," ungkap Rudi saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Gedung Wisma Mulia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (5/7/2013)
Rudi tidak menyebutkan berapa nominal perbandingan gajinya. Namun, dapat dipastikan ada perbedaan signifikan. Sehingga, pekerja yang terbiasa dengan gaji yang tinggi sedikit minat kembali ke dalam negeri.
"Memang susah kalau sudah biasa gaji itu dolar itu diganti rupiah itu susah. Apalagi rupiah lagi tinggi. Susah itu," jelasnya.
Rudi mengungkapkan, kondisi buruk memang dialami oleh PT Pertamina (persero). Perusahaan BUMN tersebut sempat kewalahan ketika ingin menambah rig (alat pemboran) tapi tidak memiliki pegawai untuk menjadi operator. Alhasil, rencana pemboran sempat mengalami keterlambatan.
"Sampai untuk mau beli 10 rig itu nggak berani Pertamina karena nggak tahu siapa yang akan mengelolanya," ujar Guru Besar ITB ini.
(dru/dru)
