Gaji di Indonesia Kecil, Masyarakat Enggan Mengabdi di Dalam Negeri

Jakarta - Besaran gaji di Indonesia bisa dibilang kecil jika dibandingkan negara lain. Gara-gara hal ini, dikhawatirkan banyak masyarakat yang ingin membangun bangsa malah 'kabur' dan kerja di luar negeri.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan, besaran gaji di Indonesia ini masih kecil. Bahkan, sekelas presiden sekali pun gajinya masih bisa dibilang rendah bila dibandingkan pemimpin negara lain.


"Gaji presiden itu terlalu kecil," sebut Dahlan dalam acara konferensi pemberdaya UMKM Nasional di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (4/7/2013).


Padahal, menurutnya gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) selalu dinaikkan setiap tahunnya. Sementara, untuk gaji presiden tidak ada penambahan.


"Kan tiap tahun gaji pada dinaikkan. Sementara gaji presiden terlalu kecil," sebutnya.


Pembahasan soal gaji itu bermula dari pertanyaan salah satu peserta di acara konferensi pemberdaya UMKM Nasional di kantor Kemenko Perekonomian, bernama Ilen yang saat ini bekerja di perusahaan minyak Malaysia. Ia mengaku menerima gaji Rp 300 juta per bulan. Sementara ketika ditawari kerja di Pertamina, ia hanya ditawarkan Rp 60 juta.


"Di perusahaan minyak Malaysia kita digaji Rp 300 juta tapi di Pertamina kita ditawarkan Rp 60 juta. Lalu bagaimana kita bisa ingin mengabdi di dalam negeri?" tanya Ilen kepada mantan bos PLN itu.


Sambil tersenyum, Dahlan pun menjawab pertanyaan Ilen. Ia meminta Ilen untuk tidak kembali ke Indonesia kalau memang gaji yang ditawarkan kecil.


"Saya sarankan Anda tidak usah kembali ke sini Anda tetap di sana saja. Karena dirutnya (Pertamina) saja itu gajinya Rp 200 juta. Kita nggak mungkin gaji sampai segitu karena gaji direksi BUMN itu pasti di bawah gaji Gubernur BI," jawabnya.


(ang/hen)