Kasus suap ini terungkap setelah pihak Diebold Inc perusahaan mesin ATM di AS terbukti melakukan suap kepada pejabat di tiga bank BUMN.
"Memang sejak 2005 ya kita tidak lagi pakai Diebold jadi pengadaan itu pasti sebelumnya. Jadi kita memang sudah tidak pakai, mudah-mudahan ini cukup clear masalah itu. Jadi ya kita selamat," kata Sofyan di Kantor BRI, Rabu (23/10/2013).
Dalam keputusan Securities and Exchange Commission (SEC), disebutkan anak usaha Diebold di China dan Indonesia menghabiskan sekitar US$ 1,8 juta untuk perjalanan, hiburan, dan hadiah lainnya yang tidak pantas untuk pejabat senior dari bank. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi keputusan pembelian mesin ATM.
Sofyan telah mengetahui berita tersebut. Jika memang ada pemanggilan dari aparat kepada beberapa karyawan BRI untuk dimintai keterangan, Sofyan memberikan lampu hijau.
"Saya sudah tahu ya (berita suap). Silahkan (pemanggilan) harus supaya clear betul. Kita perbankan ini memang tidak lepas dari teknologi, teknologi ini kadang tidak ada ujungnya, harganya ya, oleh karena itu pemahaman-pemahaman dalam bidang itu memang harus kuasai dengan baik dan menurut hemat kami mudah-mudahan sampai hari ini kita cukup clear di dalam proses itu," papar Sofyan.
Seperti diketahui, pejabat 3 bank BUMN di Indonesia diberikan perjalanan gratis ke tujuan wisata populer di AS dan Eropa. Serta beberapa hiburan lainnya juga. Anggaran yang tercatat dalam pengeluaran Diebold itu masuk ke dalam pembukuan dan catatan perusahaan sebagai biaya pelatihan yang sah.
(dru/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
