Suku Bunga Tinggi Jadi Tantangan Perusahaan Pembiayaan Kendaraan

Jakarta -Pertumbuhan lembaga pembiayaan otomotif baik kendaraan roda dua maupun roda empat masih positif di tengah adanya tekanan suku bunga tinggi.

Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sudah mencapai 7,25%. Hal ini mendorong perusahaan pembiayaan juga ikut menaikkan suku bunganya.


Hingga kuartal-III 2013, total aset perusahaan pembiayaan mencapai Rp 391,6 triliun atau naik 14,67% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 341,7 triliun. Piutang leasing juga naik 9% di kuartal-III 2013 menjadi Rp 116,7 triliun.


"Kebijakan BI menaikkan suku bunga ini memberikan tekanan, di satu sisi memberi tekanan di sisi lain juga balance, antara pembiayaan dan perlindungan konsumen, tapi kuartal 3 tahun ini masih positif," ujar Aloysius Saragih, Direktur Pengawasan Lembaga Pembiayaan OJK saat acara Seminar Nasional 'Strategi Pembiayaan Otomotif dan Perumahan di Era Bunga Tinggi,' di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta, Selasa (12/11/2013).


Dia menjelaskan, peningkatan pembiayaan tersebut diikuti oleh prinsip kehatian-hatian perusahaan pembiayaan dalam memberikan pinjamannya sehingga rasio kredit macet (NPL) masih tetap terjaga.


"Peningkatan ini diikuti prinsip kehatian-hatian untuk menjaga NPL," kata dia.


Dia menyebutkan, untuk tetap mengawasi rasio kredit macet tetap aman, OJK telah memanggil sedikitnya 15 perusahaan yang angka NPL cukup tinggi. Namun, pihaknya tidak merinci ke-15 perusahaan tersebut.


"Akhir-akhir ini OJK memanggil direksi yang NPL tinggi, kita panggil 10-15 perusahaan dan kita ajak ngomong, walaupun beberapa kejadian sekitar 5 tahun lalu, NPL tinggi sampai 17-18%. Sekarang OJK lebih pro aktif kalau NPL tinggi kita undang, kita selesaikan," kata dia.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!