Ini Tantangan Ekonomi RI Versi Agus Marto

Jakarta -Di tengah gejolak ekonomi global yang tak menentu, Indonesia dihadapkan beratnya kondisi perekonomian domestik. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengakui tantangan domestik tak kalah beratnya dengan global.

"Di tengah tantangan global, tantangan domestik tidak kalah beratnya," kata Agus dalam pertemuan tahunan dengan industri perbankan (bankers dinner), di Gedung BI, Jakarta, Kamis (14/11/2013).


Tantangan pertama, sambung Agus, yakni terkait pasar keuangan yang perlu dibenahi. Tantangan tersebut berhubungan dengan fragmentasi likuiditas rupiah di sektor perbankan.


"Ini perlu mendapat perhatian karena dapat meningkatkan kompleksitas operasi moneter dan menggangu stabilitas sistem keuaangan," tuturnya.


Tantangan lain ialah pasar keuangan yang belum dalam dan likuid. Di pasar rupiah, ini tercermin dari rendahnya turn over dan anomali pembentukn harga di pasar repo.


"Pasar dengan jaminan justru kurang diminati dan lebih mahal dibandingkan pasar uang antar bank (PUAB) yang tanpa jaminan," jelasnya.


Sementara di pasar valas, ditandai dengan volume yang masih rendah dan transaksi lindung nilai yang belum aktif. Dengan struktur mikro pasar ini, kurs mudah tertekan ketika terdapat sedikit lonjakan permintaaan valas.


"Tantangan kedua ialah mengenai kelemahan struktural yang dapat mengganggu upaya kita mendorong ekonomi ke tingkatan lebih tinggi," jelasnya.


Kini, menurut Agus, Indonesia telah mantap berada pada posisi middle income country dan bertransisi dari lower middle income menuju upper middle income.


"Kami juga merasakan ekspansi perekonomian terlalu cepat dan rentan terhadap koreksi. Ekspansi perekonomian juga diikuti oleh postur transaksi berjalan yang melemah. Akibatnya, laju pertumbuhan ekonomi ke lintasan yang lebih tinggi menjadi tertahan," paparnya.


(dnl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!