Agus Marto Sebut Kenaikan BI Rate ke 7,5% Stabilkan Rupiah

Jakarta -Bank Indonesia (BI) telah menaikkan bunga acuannya yaitu BI Rate, dari 5,75% ke posisi 7,5% di Oktober 2013. Kebijakan ini membuat rupiah menjadi stabil.

"Dalam arah kebijakan BI telah memperkuat bauran kebijakan mulai dari menaikkan suku bunga BI Rate sebesar 175 bps menjadi 7,5% selama Juni-November 2013, memperkuat operasi moneter, melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, memperkuat kebijakan makroprudensial, memperkuat kerjasama antar bank sentral dalam kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan hingga berkoordinasi dengan pemerintah," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam pertemuan tahunan dengan industri perbankan (bankers dinner), di Gedung BI, Jakarta, Kamis (14/11/2013).


"Tanpa bermaksud berpuas diri, tidak berlebihan bila dikatakan, berbagai respons kebijakaan mulai berkontribusi positif," imbuhnya.


Kenaikan BI Rate tersebut, sambung Agus, menunjukkan terkendalinya proses koreksi perekonomian. Seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi, defisit neraca perdagangan triwulan III-2013 mulai menurun. Aliran masuk modal asing juga kembali meningkat.


"Perkembangan positif pada neraca pembayaran menopang stabilnya nilai tukar rupiah sejak akhir September 2013. Pada saat bersamaan, struktur mikro valas membaik. Volume transaksi antar bank meningkat dan proses pembentukan kurs semakin sehat," ungkapnya.


Kemudian, Agus menyampaikan, inflasi yang meningkat pasca kenaikan harga ВВМ bersubsidi telah menurun dan kembali ke pola historisnya. Ini tidak lepas dari terkendalinya pengaruh lanjutan kenaikan harga ВВМ subsidi.


"Inflasi hanya terlihat kuat pada barang administered dan volatile food, sementara inflasi inti tetap di bawah 5%. Meskipun telah melewati sasaran inflasi 4,5 plus minus 1% kami perkirakan inflasi 2013 sedikit di bawah 9%," jelas Agus.


Dengan terkendalinya proses koreksi perekonomian, Agus meramal diperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini sekitar 5,7%. Angka ini memang lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian tahun 2012 yang mencapai 6,2%


"Namun masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang diperkirakan rata-rata hanya sekitar 3,6%," tutup Agus.


(dnl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!