Mengintip Isi 'Brankas' Orang-Orang Tajir

Jakarta -Freeport? Bukan! Ini bukan perusahaan penambang emas asal Amerika Serikat yang beroperasi di Papua. Freeport yang dimaksud adalah brankas penyimpanan barang-barang mewah yang sedang naik daun di beberapa negara.

Freeport adalah semacam brankas berbentuk bangunan. Tampangnya seperti pangkalan militer, lengkap dengan fitur keamanan canggih bak di film James Bond. Seperti sensor laser yang tak kasat mata, pemindai tubuh, pendeteksi gerakan, kode pintu rahasia, identifikasi biometrik, dan penjaga bersenjata api.


Penggunaan sederet fitur luar biasa itu wajar saja, mengingat bangunan itu menyimpan barang-barang mewah. Macam lukisan Picasso sampai berlian, emas, anggur mahal, mobil klasik, dan sebagainya.


Bisnis freeport ini tersebar di Jenewa, Swiss, Singapura, dan Monaco. Kini bisnis ini sudah merambah Luxembourg dan China.


Ledakan bisnis freeport disebut ada hubungannya dengan ledakan pasar seni global. Penjualan barang seni internasional ternyata telah naik tiga kali lipat menjadi US$ 66 miliar atau sekitar Rp 660 triliun selama satu dekade terakhir.


“Saat nilai aset meningkat, layanan freeport dibutuhkan untuk melindungi aset-aset itu,” kata Anders Petterseon, Managing Director perusahaan analisa pasar ArtTactic, kepada kantor berita CNN, pada pekan lalu.


Freeport pertama dibuka di Swiss pada akhir 1880-an. Mereka didirikan untuk tempat transit komoditas besar, supaya penjual bisa menakar-nakar calon pembeli, sebelum mengeluarkan uang untuk bayar pajak, seperti bea masuk.


Tapi bukan hanya soal keamanan saja yang bikin orang kaya tertarik menitipkan barang berharganya di freeport. Penyimpanan di freeport ternyata memungkinkan orang-orang kaya itu terhindar dari pajak selama barang disimpan, atau bahkan bisa terhindar pula dari pajak jual beli.


Bagaimana bisnis freeport ini dijalankan dan mengapa demand-nya tinggi? Di mana saja dan barang apa saja yang dititipkan di sana? Simak laporan khusus detikFinance edisi hari ini.


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!