Kebijakan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan impor. Diharapkan dengan kenaikan PPnBM maka permintaan terhadap produk otomotif premium akan turun dan kemudian diikuti dengan impornya.
Namun apakah kenaikan PPnBM efektif untuk mengurangi demand dan impor? Menurut Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan, dampaknya tidak terlalu besar. Konsumen produk otomotif premium adalah mereka yang berduit, sehingga tidak terpengaruh kenaikan harga.
“Pembelinya orang kaya sehingga inelastis terhadap harga. Mau harganya dinaikkan, mereka sudah kaya,” tegas Bambang.
Konsumen produk otomotif premium biasanya membeli barang bukan berdasarkan kebutuhan, melainkan keinginan. “Kalau sudah kaya betul ya tetap beli. Meski kita naikkan PPnBM sampai 200 persen pun dia akan tetap beli," kata Bambang.
Kebijakan kenaikan PPnBM, lanjut Bambang, mungkin akan mempengaruhi konsumen yang di tengah-tengah. “Mungkin ada orang yang masih rada nanggung lah. Itu mungkin enggak jadi beli," ujarnya.
Sementara itu, hasil riset Bank Danamon pun menunjukkan hal yang hampir serupa. Kenaikan PPnBM hanya berdampak minimal terhadap upaya pengurangan impor, karena porsinya pun sedikit.Next
(hds/DES)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
