Bisakah RI Tarik Samsung dari Vietnam? Ini Kata Pengusaha

Jakarta -Pemerintah sangat ingin produsen ponsel asal Korea Selatan, yaitu Samsung membuka pabriknya di Indonesia, karena pasar ponsel yang besar di Indonesia. Bisakah pemerintah menarik Samsung yang telah memiliki pabrik di Vietnam?

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, Indonesia punya peluang menarik Samsung untuk membuka pabriknya di Indonesia.


"Sekarang Vietnam kan juga sedang rusuh ya, dengan dibakarnya beberapa pabrik yang milik Tiongkok, Taiwan. Jadi ini mungkin juga satu kesempatan bagi kita, untuk menawarkan tujuan untuk berinvestasi di Indonesia," kata Suryo saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (3/6/2014).


Namun demikian, lanjut Suryo, Indonesia perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif. Terutama dari segi keamanan dan kepastian hukum dalam berinvestasi, sehingga kalangan investor bukan hanya Samsung menjadi tertarik untuk menaruh asetnya di bumi pertiwi ini.


"Jadi, kondisi lingkungan yang barangkali dari persepsi mereka kurang menarik, perlu kita perbaiki. Sehingga lebih banyak yang ke Indonesia," singkatnya.


Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah pemberian insentif khusus bagi para investor. Agar investor lebih yakin untuk melakukan produksi di Indonesia dan bukan hanya berdagang.


"Kita juga perlu memikirkan apa saja insentif apa yang bisa kita berikan supaya mereka lebih yakin akan berinvestasi di sini. Insentif itu bisa berupa insentif fiskal," pungkasnya.


Sebelumnya, Menko Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan, pemerintah akan memberikan disinsentif berupa Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) bagi industri seperti Samsung yang tak membangun pabrik ponsel di Indonesia.


Samsung memang sudah sejak lama membangun pabrik ponsel di Vietnam, kini pemerintah Indonesia menawarkan produsen asal Korsel itu membangun pabriknya di Indonesia.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!