Avtur Bakal Dicampur Sawit Mulai 2016

Jakarta -Aturan pencampuran 2% bahan bakar nabati berbasis sawit (CPO) ke dalam bahan bakar pesawat (avtur) mulai diberlakukan tahun 2016. Hal ini sebagai tindak lanjut kerjasama antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengurangi gas rumah kaca di udara.

"Program gagasan ini mulai berlaku 2016 bukan sekarang. Saat ini baru persiapan dengan membentuk pokja. Jadi belum ada saat ini yang menggunakan bioavtur. Tahun 2016 baru mulai 2% itu," ungkap Dirjen Energi Baru dan Terbaharukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM Rida Mulyana saat berdiskusi tentang bahan bakar pesawat ramah lingkungan di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (26/05/2014).


Menurut Rida, penggunaan bahan bakar pesawat berbasis sawit diyakini dapat mengurangi efek rumah kaca. Program ini juga sekaligus mendukung Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang dicanangkan Kementerian Perhubungan.


"Saat ini belum ada implementasi. Karena di dalam mandatori per 2016 baru diberlakukan untuk menurunkan gas rumah kaca," imbuhnya.


Di tempat yang sama, Corporate Planning PT Pertamina (Persero) Heru Setiawan mengaku menyambut baik upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencampur bahan bakar nabati berbasis sawit (CPO) ke avtur sebesar 2%. Program ini diyakini akan mengurangi ketergantungan impor avtur Indonesia dari negara lain.


"Kalau 2%, dari 5 juta Kl itu berapa penghematannya? Sebagian besar kita masih impor avtur dan dengan mandatori ini kita lebih hemat dan menekan impor avtur kita," cetusnya.


(wij/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!