Jokowi Effect Tertahan Kisruh BBM Subsidi

Jakarta -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak lesu setelah ada kepastian dari Mahkamah Konstitusi (MK) soal pemenang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2014. Biasanya setelah ada kepastian situasi, investor langsung berburu saham.

Jokowi Effect yang sudah dua kali memberi euforia ke pasar keuangan pun seperti tak berkutik. Presiden Direktur PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Dwina Septiani Wijaya mengatakan, euforia kemenangan Jokowi itu tertahan berita Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi yang kuotanya akan jebol.


"Dibandingkan yang dulu, biasanya (pasar keuangan) volatile menjelang Pemilu, tapi setelah itu sudah. Tapi sekarang ada BBM walaupun Jokowi sudah menang," katanya ketika berkunjung ke kantor detikcom bersama jajaran direksi BPUI dan anak usahanya, Kamis (28/8/2014).


Seminggu telah berlalu sejak diputuskannya hasil sidang Pilpres oleh MK yang menolak seluruh gugatan tim Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Indonesia pun telah resmi memiliki presiden dan wakil presiden baru Joko Widodo-Jusuf Kalla.


Sayangnya berita BBM subsidi yang akan habis sebelum akhir tahun membuat para pelaku pasar menahan diri untuk bertransaksi sampai ada kejelasan lebih lanjut dari Pemerintah.


Hal ini mempengaruhi volume perdagangan transaksi di pasar modal. Banyak pula investor yang menarik dananya dan menunggu sampai situasi kembali normal.


"Paling signifikan kepada volume perdagangan, drop. Mungkin ada pengaruhnya juga ke transaksi efek. Investor kita itu cukup concern, mereka ambil langkah redeem," ujarnya.Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!