Wall Street Goyah Gara-gara Konflik Ukraina-Rusia Memanas Lagi

New York -Pasar saham Wall Street kehilangan pijakan setelah konflik antara Ukraina dan Rusia kembali memanas. Untungnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) mampu memberi bantalan.

Padahal sudah beberapa perdagangan terakhir sentimen geopolitik bisa dihindari. Dua indeks utama di bursa Paman Sam, yaitu Dow Jones dan S&P 500 bisa mencetak rekor baru.


Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina menyebut kota perbatasan Novoazovsk dan wilayah Ukrainan lain di sebelah tenggara sudah jatuh ke tangan Rusia. Pemerintah AS menilai langkah yang dilakukan Rusia itu sudah kelewatan dan berencana memberikan sanksi lebih banyak lagi.


Memang tidak banyak perusahaan AS yang berdagang ke Rusia. Namun yang menjadi kekhawatiran investor adalah respons keras dari AS dan negara Uni Eropa berujung ketegangan lebih lanjut.


Ada tiga data ekonomi yang baru dirilis AS. Pertama Produk Domestik Bruto (PDB) yang menunjukkan ekonomi AS rebound cukup kuat di triwulan II. Kedua, tingkat pengangguran turun di pekan keduanya berturut-turut.


Ketiga, penjualan rumah di Juli naik lebih tinggi dari prediksi ke titik tertingginya dalam 11 bulan terakhir.


"Data terse but menyemangati investor, tapi apa yang terjadi di Ukraina cukup memberi kekhawatiran," kata Kim Forrest, analis saham senior dari Fort Pitt Capital Group di Pittsburgh, seperti dikutip Reuters, Jumat (29/8/2014).


Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat, Indeks Dow Jones melemah 42,44 poin (0,25%) ke level 17.079,57, Indeks S&P 500 kehilangan 3,38 poin (0,17%) ke level 1.996,74, dan Indeks Komposit Nasdaq berkurang 11,93 poin (0,26%) ke level 4.557,70.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!