Ketua BPK: Di Turki Harga Bensin Rp 20 Ribu/Liter, Tak Ada Demo

Jakarta -Rizal Djalil, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mengisahkan pengalamannya kala berkunjung ke Turki. Di negara tersebut, tidak ada bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tetapi tidak ada gejolak di masyarakat. Kenapa begitu?

"Saya sedikit cerita waktu saya di Turki. Di sana tidak ada subsidi sama sekali," tuturnya kala ditemui di Gedung DPR/MPR/DPD, Jakarta, Kamis (28/8/2014).


Oleh karena itu, lanjut Rizal, harga BBM di Turki lebih mahal karena sesuai pergerakan pasar. "Kalau dirupiahkan, Premium di sana harganya Rp 20.000 per liter. Tapi tidak ada demo, tidak ada protes," katanya.


Menurut Rizal, masyarakat di Turki sudah memahami secara utuh kebijakan yang diterapkan pemerintah. "Misalnya kalau ada kebijakan soal BBM, semua orang sama visinya dalam memandang persoalan itu. Masyarakat sudah disiapkan oleh negaranya," sebut Rizal.


Selain itu, tambah Rizal, masyarakat Turki juga bisa melihat bagaimana hasilnya ketika pemerintah meniadakan subsidi BBM. Berbagai hasil pembangunan bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.


"Semua orang di sana bayar pajak dengan benar dan itu dikembalikan ke rakyatnya. Jadi ada kompensasi yang rakyat bisa merasakan," ucap Rizal.


Oleh karena itu, Rizal berharap segera ada solusi mengatasi masalah subsidi BBM di Indonesia. Subsidi BBM yang mencapai ratusan triliun rupiah setiap tahunnya membuat kemampuan pemerintah untuk menggenjot pembangunan menjadi berkurang.


"Harus ada solusi, kalau tidak hanya menunda persoalan. Sekarang gara-gara subsidi ini anggaran infrastruktur kita sangat kecil, kita tidak bisa membangun. Ini bahaya," tegas Rizal.


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!