JK akan Bangun Proyek Listrik 25.000 MW, Butuh Dana Rp 450 Triliun

Jakarta -Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) berjanji akan membangun pembangkit-pembangkit listrik baru mulai tahun depan dengan kapasitas 25.000 Megawatt (MW). Mega proyek ini akan sulit terealisasi bila cara yang dilakukan tak ada terobosan.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji mengatakan investasi pembangunan pembangkit listrik rata-rata mencapai US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 18 miliar per MW. Bila dihitung dengan totalnya mencapai 25.000 MW, maka dibutuhkan investasi Rp 450 triliun.


"Karena membangun sesuatu membutuhkan investasi, investasinya dari mana harus dipikirkan dan putuskan, dananya US$ 1,5 juta per MW, dikalikan 25.000 MW itu harga rata-ratanya," kata Nur di kantor PLN, Minggu (26/10/2014)


Ia mengatakan untuk merealisasikan proyek ini, pemerintahan baru harus melakukan cara-cara terobosan khususnya soal pembebasan lahan. Selama ini banyak proyek pembangkit listrik terkendala pembebasan lahan seperti Proyek PLTU Jawa Tengah.


"Jadi tidak bisa dengan cara yang sama selama ini, dilakukan semuanya harus cepat. Mendapatkan tanah harus cepat, bagaimana mendapatkan tanah yang cepat harus dipikirkan, pendanaannya harus cepat, caranya bagaimana harus dipikirkan bareng-bareng, " katanya.


Nur mencontohkan kasus pembebasan lahan di proyek PLTU Jateng masih belum tuntas. Padahal proses pembebasan lahannya sudah dilakukan dengan skema swasta.


"Dahulu disangka oleh swasta lebih lancar, semua pihak menyangka demikian lebih fleksibel tak ada aturan mengingat, bisa jalan b to b, ternyata tidak, faktanya sulit," katanya.Next


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!