"Kita (Pertamina) sudah jauh hari memprediksi BBM subsidi tahun ini tidak akan cukup sampai akhir tahun," ujar Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir kepada detikFinance, Rabu (29/10/2014).
Ali mengatakan, maka Pertamina segera mengambil langkah untuk sedikit demi sedikit mengerem konsumsi dengan mengurangi pasokan BBM subsidi 10% setiap SPBU di beberapa wilayah.
"Namun cara tersebut ternyata bocor di media dan media memberitakan, terjadilah punic buying di masyarakat, antrean terjadi di mana-mana, masyarakat takut tidak kebagian BBM dan akhirnya seperti terjadi beberapa waktu lalu antrean panjang kendaraan di SPBU di mana-mana," ungkapnya.
Akibat antrean panjang tersebut, kata Ali, membuat pemerintah memerintahkan Pertamina untuk menghentikan pemotongan pasokan ke SPBU.
"Sampai sekarang kan kita lepas saja, tidak ada pengendalian," katanya.
Masalahnya yang terjadi saat ini adalah jatah BBM subsidi akan habis sebelum akhir tahun, untuk premium 25 Desember untuk solar lebih cepat lagi 15 Desember.
"Harus ada kebijakan efektif mengurangi konsumsi BBM subsidi. Salah satunya menaikkan harga BBM subsidi. Berkaca pada pengalaman kita tahun lalu, kenaikkan harga BBM subsidi efektif mengurangi konsumsi BBM nasional," ungkap Ali.
"Namun, masalah kenaikkan harga itu bukan kewenangan Pertamina, itu seluruhnya domain Pemerintah, kita hanya menjalankan apa yang menjadi perintah dari negara," tutupnya.
(rrd/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
