Demikian disampaikan Presiden Direktur ADB Takehiko Nakao saat ditemui di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (13/1/2015). Menurutnya, ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi bila pemerintah konsisten menjalankan reformasi struktural.
"Prospek ekonomi Indonesia 2015 bisa 5,6%. Kami percaya diri ekonomi Indonesia akan bagus, tapi tergantung reformasi pemerintah," ujarnya.
Nakao menjelaskan, pihaknya mengapresiasi berbagai kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti penghapusan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Kebijakan ini memberi ruang fiskal yang lebih banyak.
"Ini karena adanya penyesuaian. Kita berharap pertumbuhan akan meningkat tahun depan dan lebih kuat. Saya ingin memuji tindakannya yang sangat berani terhadap reformasi," ucap dia.
Menurut Nakao, Indonesia merupakan salah satu negara yang berani mengambil kebijakan tegas. Bahkan dia ingin negara lain bisa meniru ketegasan pemerintah di Indonesia.
"Setelah saya mengunjungi 20 negara anggota ADB, Indonesia merupakan contoh yang sangat penting untuk reformasi seperti itu. Saya ingin melihat seperti itu di negara lain," tegasnya.
Namun begitu, lanjut Nakao, Indonesia tetap harus waspada mengingat situasi ekonomi global masih tidak menentu. Salah satu risiko yang masih menghantui adalah pelemahan ekonomi Tiongkok, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun ini hanya akan sekitar 7,2%. Lebih rendah dari 2014 yang mencapai 7,4%.
Selain itu, demikian Nakao, kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) juga harus diwaspadai. Kenaikan suku bunga di AS menyebabkan arus modal cenderung bergerak ke Negeri Paman Sam, meninggalkan negara-negara berkembang seperti Indonesia.
(drk/hds)