Menteri Zaman Soeharto Ini Dukung Jokowi Cabut Subsidi Bensin Premium

Bandung -Mulai 1 Januari 2015, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mencabut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Sedangkan Solar masih diberikan subsidi tetap Rp 1.000/liter.

Abdul Latief, mantan menteri era Orde Baru, menilai Jokowi sudah mengambil langkah tepat soal kebijakan ini. Menurutnya, negara tidak akan sehat kalau subsidi terlalu besar.


"Makin subsidi dicabut, makin bagus. Tidak sehat negara itu disubsidi. Cabut saja subsidinya, biar sehat anggaran," tuturnya di sela acara Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/1/2015).


Dia menuturkan, kalau pemerintah masih ingin memberikan subsidi maka sebaiknya dipastikan tepat sasaran. Jangan sampai subsidi malah dinikmati oleh masyarakat mampu.


Kala Latief menjabat sebagai menteri pada 1993-1998, pemerintahan Soeharto memang masih memberikan subsidi BBM. Namun Latief secara pribadi kurang setuju.


"Iya, memang disubsidi. Tapi saya nggak suka subsidi itu. Sebaiknya dicabut saja," tegasnya.


Dalam kesempatan itu juga dia menuturkan rencana program Jokowi mengalihkan subsidi untuk infrastruktur, pendidikan, pertanian, dan sektor produktif lainnya pun merupakan langkah yang sangat baik.


‎"Sangat bagus, jelas. Yang disampaikan itu sangat program oriented. Jangan diganggu, harus didukung," ucapnya.


(zul/hds)