Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan setiap tahun BUMN selalu dimintai dividen. Gara-gara setoran dividen itu BUMN sulit berkembang dan kalah bersaing dengan Temasek asal Singapura dan Khazanah asal Malaysia.
"BUMN sekarang ini selalu diminta dividen tiap tahun. Sini mana berapa untuk APBN? Kalau sekarang tidak. Tahun ini kita berikan BUMN suntikan. Nih kita suntik, seingat saya Rp 48 triliun. Ini gede banget lho," kata Jokowi dalam Indonesia Economic Outlook 2015 di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/1/2015).
"Kalau tidak seperti itu (disuntik dana) BUMN tidak akan berkembang. Uang dari mana mereka berkembang kalau dimintain terus, masak kalah dengan Temasek, kalah dengan Khazanah," tambah Jokowi.
Jokowi menambahkan, para BUMN ini harus jadi tonggak pembangunan. Suntikan dana yang diberikan kepada BUMN juga harus menjadi proyek yang berlipat ganda.
Ia memberi contoh, Pelindo yang akan diberi suntikan dana Rp 10 triliun diharapkan bisa menjadi proyek dengan nilai investasi Rp 50-70 triliun.
"Kalau kasih dana ke kementerian Rp 10 triliun ya jadinya Rp 10 triliun saja, tidak akan lebih. Tapi kalau BUMN kan bergerak ke lembaga keuangan, jadi bisa berlipat-lipat," jelasnya.
Jokowi mengatakan, semua BUMN yang akan disuntik dana mengaku sanggup untuk menjalankan amanat pemerintah. Pemerintah akan mengawasi jalannya seluruh proyek BUMN tersebut.
"Jangan hanya bilang sanggup, sanggup saja. Tak awasi kamu. Enak saja sudah diberi uang enggak diawasi. Saya awasi, saya cek pasti," ujarnya.
(ang/dnl)
