Hadapi ASEAN Open Sky, Ahli Bandara Dunia Kumpul di Kemayoran

Jakarta -Liberalisasi angkutan udara di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN Open Sky akan dimulai pada akhir 2015. Pada saat ASEAN Open Sky, maskapai di Asia Tenggara akan meramaikan bandara-bandara utama RI karena dibukanya keran penerbangan.

Alhasil maskapai RI harus bersaing bebas dengan maskapai ASEAN karena pemerintah tidak terlalu banyak melalukan proteksi. Untuk menghadapi ASEAN Open Sky, Asosiasi Penyelenggara Bandar Udara Indonesia (APBI) menyelenggarakan seminar dan diskusi di Graha Angkasa Pura I, Kemayoran, Jakarta Pusat. Pada acara diskusi dan seminar kali ini menghadirkan regulator, operator hingga ahli kebandarudaraan nasional dan internasional.


"Seminar ini dimaksudkan untuk mencari masukan dalam menyambut ASEAN Open Sky," kata Sekjen APBI A. Soebagyo di Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015).


Dengan acara ini, Soebagyo berharap Indonesia bisa memetik manfaat dari pemberlakuan ASEAN Open Sky.


"Selayaknya kita sedang menghadapi tantangan, supaya kita bisa menjadi tuan rumah di rumah sendiri," jelasnya.


Acara ini diselengarakan selama 2 hari yakni dari tanggal 12 Januari sampai 13 Januari 2015. Hadir sebagai pembicara seperti Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Airport Expert Edie Haryoto, Dirjen Perhubungan Udara Timor Leste Romualdo Da Silva, Managing Director Bintan Aviation Investment M.B.K. Wudy, Expert dari Cranfield University Peter Morrel, Expert dari Westminster University Anne Graham, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt. Novianto Herupratomo.


(feb/ang)