Jelang ASEAN Open Sky, Garuda Sudah Terbiasa Bersaing Bebas

Jakarta -Liberalisasi penerbangan di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN Open Sky akan berlaku mulai akhir 2015. Saat itu, maskapai asal Asia Tenggara bisa terbang ke 5 bandara RI dengan sedikit pembatasan.

Lantas bagaimana kesiapan maskapai RI? PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sebagai maskapai full service menilai persaingan sudah dialami sejak lama. Selama ini, Garuda telah bersaing bebas untuk rute domestik dan internasional dengan maskapai asal Asia Tenggara lainnya seperti Singapore Airlines hingga Malaysia Airlines.


"Kita akan hadapi ASEAN Open Sky. Kita sudah bersaing bebas airlines di manapun di ASEAN. Bagi Garuda sama saja," kata Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt. Novianto Herupratomo pada acara seminar ASEAN Open Sky di Graha Angkasa Pura I Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (13/1/2015).


Novianto mencontohkan persaingan bebas yang ketat antara Garuda dan Singapore Airlines untuk rute Jakarta-Singapura. Maskapai negeri jiran itu berani memberi tarif murah di rute tersebut dengan memakai armada berbadan lebar Boeing 777.


Sedangkan Garuda masih melayani rute ini pakai beberapa pesawat narrow body Boeing 737-800 NG yang ukurannya lebih kecil, sehingga tarifnya lebih mahal.


"Kita terbang 8 kali sehari. Pakai A330 (badan lebar) dan Boeing 737-800 NG. Singapore pakai 777. Itu pesawat paling kecil yang dia punya. Itu dari sisi ukuran pesawat, Garuda sudah kalah," jelasnya.


Persaingan dari sisi harga juga terjadi. Singapore Airlines selama ini mampu menjual tiket lebih murah dibandingkan maskapai lain di rute yang sama.


"Singapore Airlines bisa jual tiket Jakarta-Singapura lebih murah. Itu karena mereka pakai isi pasar di Singapura. Untuk kemudian isi pasar lanjutan Singapura-AS atau Singapura-Frankrut. Kalau kita (Garuda) terbang ke sana putus (nggak ada koneksi lanjutan)," sebutnya.


(feb/ang)