Sukses Tangkap Kapal Pencuri Ikan, Menteri Susi Dapat Tambahan Anggaran Rp 3,8 T

Jakarta -Dalam APBN Perubahan 2015 (APBN-P 2015) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal dapat tambahan anggaran operasional hingga Rp 3,8 triliun. Total anggaran KKP setelah ada tambahan mencapai Rp 10,5 triliun atau ada kenaikan sekitar 43% dibandingkan dengan APBN 2015.

Berdasarkan data KKP total anggaran KKP dalam APBN 2015 sebesar Rp 6,726 triliun, yang terdiri dari belanja operasional Rp 1,521 triliun dan belanja non operasional Rp 5,204 triliun


Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meminta tambahan anggaran operasional 2015 sebesar Rp 3,8 triliun. Anggaran operasional antara lain untuk gaji dan tunjangan kinerja, operasional perkantoran, langganan daya dan jasa, biaya pemeliharaan.


Susi mengaku sempat mendapat candaan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) soal permintaan tambahan anggaran operasional tersebut. Meskipun Susi tak menjelaskan maksud candaan tersebut.


"Walaupun sempat diejek Pak JK, ikan 1 boks saja dibeli Rp 2 triliun," kata Susi rapat koordinasi dengan 338 Nakhoda Kapal Pengawas di Gedung Mina Bahari I, Jakarta, Selasa (13/01/2015).


Ia mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengabulkan tambahan anggaran operasional Rp 3,8 triliun kepada KKP. Hal ini karena pemotongan kuota solar subsidi nelayan dari 2,1 juta kilo liter (KL) menjadi 900 ribu (KL) di 2015. Selain itu, adanya prestasi jajaran anak buah Menteri Susi yang sukses menangkap kapal pencuri ikan di tahun lalu.


"5 kapal yang ditangkap jadi point tambahan Rp 3,8 triliun," kata Susi.


Susi juga akan memperjuangkan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) KKP dengan skema insentif atau remunerasi. Kenaikan gaji PNS KKP paling lambat bakal dilakukan tahun depan (2016) asalkan program pemberantasan illegal fishing sukses dan ekspor ikan Indonesia naik tajam.


"Saya memperjuangkan untuk bisa diberikan remunerasi sampai 70%. Tetapi tentu saya mau sampai 100%. Kalau kita berhasil tahun ini paling tidak gaji PNS naik tahun depan 50%," katanya.


(wij/hen)