Munas HIPMI Berakhir Buntu, Kursi Ketua Umum Kosong

Bandung -Musyawarah Nasional (Munas) XV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk memilih ketua umum 2015-2018 mengalami jalan buntu atau deadlock. Munas berlangsung di Trans Luxury Hotel, Bandung, Jawa Barat.

Kelanjutan Munas masih belum jelas, sehingga kursi Ketua Umum HIPMI kosong. Hal ini karena Ketua Umum 2012-2015 Raja Sapta Oktohari sudah demisioner atau sudah selesai masa jabatannya.


Pada rapat pleno II Munas XV, yang membahas laporan pertanggung jawaban Raja Sapta Oktohari, seluruh Badan Perwakilan Daerah HIPMI yang jumlahnya 33 provinsi menyatakan menerima tan‎pa syarat laporan pertanggungjawaban dari Okto, sapaan akrab putra dari pengusaha Oesman Sapta Odang (OSO).


Tak lama setelah itu, Okto dinyatakan demisioner dan masa baktinya telah habis. Itu berarti, kursi jabatan Ketua Umum HIPMI kosong tak berisi‎. Awalnya dijadwalkan, tak lama setelah Okto demisioner, akan dilakukan agenda rapat lain salah satunya pemilihan Ketua Umum HIPMI yang baru. Ada 3 kandidat kuat calon pengganti Okto. Mereka adalah Bayu Priawan Djokosoetono, Andhika Anindyaguna, dan Bahlil Lahadalia.


Agenda yang seharusnya berjalan lancar malah jadi 'berantakan'. Sidang pleno terus ditunda pimpinan sidang yang diketuai Alex Yahya Datuk. Sidang pun diwarnai kericuhan, pemukulan hingga pelemparan kursi. Keamanan dibuat ekstra ketat untuk menjaga jalannya persidangan.


Hingga rapat pleno ke III atau satu tahap menuju pemilihan ketua umum baru, sidang diskors hingga waktu yang belum ditentukan. Satu per satu peserta munas pulang ke daerahnya masing-masing. Belum ada kejelasan hingga kini kapan rapat akan dilanjutkan kembali. Bila terus molor, maka kursi ketua umum kini kosong tak berisi.


"Yang jadi permasalahan sekarang adalah, kursi ketua umum kosong. Siapa yang mengisi. Kan Ketum lama sudah demisioner. Jadi kosong, sesuai AD-ART begitu," tutur Ketua Umum BPC HIPMI Ponorogo, Ari Wibowo saat berbincang dengan detikFinance, Rabu (14/1/2015).


‎Ari menyayangkan hal ini, menurutnya kejadian ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah HIPMI yang sudah ada selama lebih dari 40 tahun.


"Biasanya tertib, bagus. Nggak pernah seperti ini. Di Makassar terakhir itu bagus," kata Ari yang akan segera meninggalkan Bandung dan kembali ke daerahnya.


(zul/hen)