Mengutip Reuters, Kamis (26/3/2015), bursa saham Arab Saudi turun sampai 5%. Investor sepertinya khawatir terhadap dampak-dampak dari serangan ini.
"Laporan kinerja emiten semestinya bisa menjadi pendorong bursa pada awal kuartal II mendatang. Namun dengan perkembangan terkini di Yaman, mungkin akan ada perbedaan," sebut riset Ecstrat, lembaga yang berbasis di Arab Saudi.
Namun, Ecstrat menilai anjloknya bursa saham juga disebabkan faktor lain yaitu aksi ambil untung (profit taking) yang agak berlebihan. Pasalnya, posisi Yaman di daerah Timur Tengah agak terpencil sehingga kurang strategis. Yaman juga bukan lah negara besar yang berpengaruh di Teluk.
"Pasar di Timur Tengah tetap solid. Agak sulit melihat ada dampak jangka panjang serangan ke Yaman terhadap kinerja perusahaan-perusahaan di Timur Tengah," lanjut riset Ecstrat.
Ke depan, bursa saham Arab Saudi diperkirakan bisa rebound. Penyebabnya adalah pembatalan rencana pengenaan pajak terhadap tanah yang tidak termanfaatkan. Sentimen ini akan menguntungkan perusahaan properti yang ingin menambah cadangan lahan (land bank).
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com