Begini Siasat Membangkitkan Kejayaan Teh Indonesia

Ciwidey -Teh merupakan satu dari 15 komoditas utama dan unggulan perkebunan Indonesia. Direktorat Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian menyatakan, produksi teh nusantara saat ini mengalami penurunan. Kini upaya membangkitkan kejayaan teh Indonesia terus digulirkan. Seperti apa siasatnya?

"Upayanya ialah memperbaiki sektor hulu. Di hulu itu harus kuat. Produktivitas juga harus tinggi. Termasuk di hilir, teh harus ada varian produk. Jadi permintaan teh itu bisa meningkat," kata Direktur Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Karyudi, di sela-sela menerima kunjungan sejumlah jurnalis dan rombongan Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian di Kebun Gambung, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/3/2015).


Menurut Karyudi, komoditas teh jangan hanya sebagai minuman penyegar saja, tapi bisa difungsikan dengan sentuhan-sentuhan inovatif. Dia menegaskan, teh punya potensi dikembangkan menjadi produk-produk komersial yang bermanfaat untuk masyarakat.


"Misalnya, teh itu fungsinya bisa untuk kesehatan, kebugaran tubuh, kecantikan, dan stamina pria," ujarnya.


"Kelebihan teh yakni bisa dicampur dengan ginseng dan lemon. Jadi, teh itu kesannya bukan obat sehingga siapapun bisa minum teh. Teh bisa juga sebagai campuran bahan makanan. Teh ini memiliki kandungan antioksidan yang sangat bagus untuk kesehatan," ucap Karyudi menambahkan.


Indonesia menempati posisi tujuh dunia di antara negara penghasil teh utama berdasarkan data International Tea Committee pada 2013. Data tersebut menyebutkan, Indonesia hanya memproduksi 145.460 ton atau 3,2 persen dari produksi teh dunia sebesar 4,6 juta ton. China di peringkat puncak yang disusul India, Kenya, Srilanka, Vietnam, dan Turki.


Data Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian pada 2014 menyatakan, perkebunan teh mencapai 121.034 hektar dengan produksi 143.751 ton. Saat ini sentra pengembangan teh di Indonesia ialah Jawa Barat dengan luas areal 93.520 hektar atau 77,27 persen dari luas areal teh nasional. Next


(dnl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com