Kartu ATM Wajib Pakai Chip di 2016, Bank Tidak Sanggup

Jakarta -Implementasi dari penggunaan chip pada kartu ATM/debet sulit untuk dilakukan perbankan sesuai dengan rencana. Bank-bank pasti akan kelimpungan, khususnya saat proses penggantian kartu.

"Bank tidak akan sanggup bila harus dimulai pada awal 2016," kata Ketua Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Darmadi Sutanto dalam diskusi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (24/3/2015).


Sebab ada sekitar 100 juta kartu dari semua bank di Indonesia yang harus diganti. "Untuk 100 juta kartu itu pakai mesin yang ada butuh waktu 5 tahun. Itu juga kalau mesinnya tak boleh istirahat," ungkapnya


Ia menuturkan fase tersulit memang adalah saat penggantian kartu. Karena di dalamnya terdapat kesiapan kantor cabang perbankan dalam melayani nasabah, pengiriman kartu hingga memberikan edukasi.


"Jadi segi itunya saja yang memang sangat sulit," imbuhnya.


Sedangkan untuk persiapan mesin ATM dan Electronic Data Capture (EDC) bisa dalam waktu dekat. Karena menjadi tanggung jawab bank untuk melakukan perubahan pada infrastruktur teknologinya.


"Makanya, masalah itu tak jauh dari kartunya saja. Karena kartu saat diproduksi pabrik, itu masih kosong. Kemudian diisikan data sampai bisa digunakan itu yang tidak sebentar," jelas Darmadi.


Bank seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk dapat menjadi patokan. Karena BRI adalah penerbit kartu debit terbanyak di Indonesia yang mencapai sekitar 40 juta kartu.


"Kalau dilakukan, 40 juta kartu seperti BRI itu pusing. Baru cetak saja, belum ngirim, itu banyak masalahnya. Kalau BRI bisa, pasti yang lain bisa," tukasnya.


(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com