Malaysia dan Singapura Bisa Cepat Pasang Chip di Kartu ATM, Ini Alasannya

Jakarta -Indonesia diperkirakan butuh waktu lima tahun ke depan untuk merealisasikan pemasangan chip pada setiap kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)/debet. Sehingga bila dimulai tahun ini, maka progres-nya terlihat di 2020.

Akan tetapi bila melihat negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut menghabiskan waktu migrasi kartu hanya sekitar 3 tahun. Kok bisa?


"Negara seperti Singapura dan Malaysia itu habiskan sekitar 3 tahun," terang Ketua Komite II Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) Steve Martha kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (26/3/2015).


Kedua negara ini memulai programnya pada 2014, dan diberikan tenggat waktu untuk industri perbankannya siap realisasikan pada 2017.


"Malaysia deadline 2017. Singapura juga sama," imbuhnya.


Salah satu keuntungan dari cepatnya program ini berjalan adalah jumlah nasabah sebagai pemilik kartu yang lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia. Untuk Indonesia ada 95 juta kartu ATM yang beredar.


"Karena nggak banyak jumlahnya, jadi (Malaysia dan Singapura) lebih cepat," kata Steve.


Di samping itu, lokasi juga tidak menjadi masalah di Singapura dan Malaysia. Proses pergantian kartu, khususnya pada distribusi menjadi tidak sulit. Berbeda dengan Indonesia dengan lokasi yang luas.


Secara setara, Indonesia bisa dibandingkan dengan Australia. Selain jumlah kartu ATM ynag beredar tidak berbeda signifikan, area geografisnya pun hampir sama.


"Australia sudah migrasi. 5 tahun juga lamanya," terangnya.


(mkl/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com