Gara-gara Pendanaan Mandek, Proyek Jalan Lingkar Utara Tegal-Brebes Terhenti

Tegal - Selama sepekan terakhir aktivitas pembangunan jalan lingkar utara (Jalingkut) sepanjang 17 Km yang menghubungkan Tegal-Brebes, Jawa Tengah berhenti total. Proyek jalan yang sebelumnya penuh dengan kegiatan pembangunan jalan tersebut kini nampak sepi.

Sejumlah material jalan yang ada di ruas pembangunan jalan tersebut terbengkelai menyusul ditariknya sejumlah peralatan dan tenaga kerja yang ada di areal pembangunan jalan jalur lingkar tersebut.


Sejumlah pekerja mengatakan mereka tak melakukan aktivitas di proyek tersebut karena kontraktor pengerjaan jalan tersebut tidak di bayar dalam dua bulan terakhir.


"Nggak tahu Pak, sejak seminggu lalu, seluruh pekerja dan peralatan yang sedang menggarap jalan lingkar ini tiba-tiba disuruh berhenti dan seluruh peralatan ditarik ke kantor kontraktor. Katanya sih pihak kontraktor tidak dibayar pemerintah," kata Pujiyanto (30) salah seorang pekerja yang ditemui detikFinance, Senin (25/2/2013).


Sementara Direktur PT Bumirejo JO PT Brantas Abipraya Budhi Sarwono membenarkan pengentian proyek jalur lingkar utara (Jalingkut) yang didanai oleh pinjaman dari Bank Dunia 70% dan 30% APBN.


Menurut Budi terhentinya proyek tersebut akibat tidak dibayarkannya termin bulanan atau sertifikat bulanan selama dua bulan yakni sejak bulan November-Desember 2012 senilai Rp 16,2 miliar.


"Sesuai klausul kontrak, seharusnya maksimal 56 hari setelah tanggal 12 Desember 2012, termin bulanan harus sudah cair, namun hingga kini saya belum menerima

kejelasan pembayaran. Sehingga terpaksa kami hentikan pekerjaanya,” kata Budi Sarwono saat dikonfirmasi.


Ia mengatakan pihaknya telah bertemu langsung dengan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto saat agenda kunjungan bersama SBY di kota Tegal, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Budi telah menyampaikan perihal keterlambatan pembayaran tersebut kepada Djoko Kirmanto, namun hingga kini belum ada kejelasan.


"Pada saat itu dari pihak kementerian menyebutkan adanya beberapa persoalan terkait proyek Jalingkut dimana salah satunya adalah soal keterlambatan desain. Nah itukan seharusnya tidak berimplikasi pada tetundanya pembayaran pekerjaan yang telah dilakukan pihak kontaktor," katanya.


Ia menyayangkan proyek yang didanai oleh bank dunia dan APBN terkendala cuma karena persoalan-persoalan seperti persoalan keterlambatan desain. Budi menjelaskan selain Tegal-Pejagan, ada dua paket pekerjaan serupa yang pekerjaannya telah selesai namun hingga kini juga belum dibayar. Yaitu paket jalan Pasuruan-Pilang sebesar Rp 6,2 Miliar. Ekskalasi setelah pekerjaan selesi di-PHO sekitar Rp 18,4 Miliar. Sehingga total yang belum dibayar sebesar Rp 52,2 Miliar.


(hen/hen)