Sapi Indonesia Lebih Mahal Dari Australia, Ini Penjelasan Menteri Pertanian

Jakarta - Harga daging sapi di Indonesia saat ini cukup tinggi, bahkan menembus Rp 95 ribu/kg. Menteri Pertanian Suswono mengungkapkan beberapa alasan mahalnya harga daging sapi di Indonesia ketimbang sapi Australia dan Selandia Baru.

"Sapi-sapi Australia dan Selandia Baru itu sangat efisien. Karena mereka nggak pernah diberi makan, karena digembalakan. Sementara itu kita itu dipelihara secara intensif jadi butuh biaya," ujar Suswono di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (25/2/2013).


Selain itu, masalah pengangkutan atau distribusi sapi di Indonesia juga masih sulit dan mempengaruhi harga. Karena itu, Suswono berharap ada keikhlasan dari BUMN seperti Pelni, Garuda Indonesia, dan Merpati untuk memberikan diskon pengangkutan daging sapi dari wilayah timur Indonesia.


"Nanti ada semacam diskon harga dalam mengangkut sapi dari NTT dan NTB, dan di Jawa Timur diangkut pakai KA dalam bentuk daging beku. Jadi harus ada diskonlah. Merpati juga siap mengangkut dari daerah lain ke Jakarta dan ada diskon. Kalau ini berjalan, daging kita bisa bersaing dengan daging impor," katanya.


Untuk itu, Suswono meminta masalah ini diselesaikan agar gunjang-ganjing harga daging sapi di Indonesia bisa kembali normal. Suswono mengeluhkan mahalnya biaya pengangkutan daging sapi dari wilayah Indonesia Timur ke Jakarta.


"Jadi harus ada perlindungan harga di dalam negeri. Mengangkut NTT dan NTB itu lebih mahal dari Darwin (Australia). Saya kira ini harus benahi. Saat ini biaya pengangkutan sangat tinggi yaitu di atas 15%. Pada 1 Maret 2013 (pengangkutan daging melalui BUMN) itu baru komitmen yang jelas kita sudah komitmen tahun ini dijalankan," lugasnya.


(wij/dnl)