Ini Curhatan Pedagang di Stasiun yang Kena Gusur PT KAI

Jakarta - Perlawanan para pedagang terhadap penggusuran lokasi usaha di stasiun-stasiun Jabodetabek terus berlanjut. Mereka membentuk Asosiasi Pelaku Usaha Stasiun se-Indonesia (APUS Indonesia).

"Kios di Stasiun Pasar Minggu baru 4 unit sudah rata sama tanah, Selasa kemaren, Kamis giliran Stasiun Duren Kalibata 6 unit juga akan rata, kami telah membentuk APUS, saya sebagai Ketum," kata Ketua Umum APUS Trisetyo Budiman kepada detikFinance, Selasa (21/5/2013).


Tri yang juga Ketua Umum Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) mengatakan APUS akan melakukan Class Action ke PT KAI soal penggusuran di stasiun. "Kita akan tunjuk Prof Yusril Ihza Mahendra sebagai tim Kuasa Hukum APUS Indonesia," katanya.


Ia menegaskan APUS secara hukum akan terbentuk pada minggu ini, sedang disiapkan di notaris. Tri memastikan para pedagang stasiun di 60 stasiun se-Jabodetabek sudah sepakat bergabung. Ia memperkirakan setiap di stasiun ada 200 pedagang termasuk pedagang lapak, PKL dan kios.


"Jumlah sekitar ada 12.000 pelaku usaha. Kami minta konglomerasi jangan membunuh UKM," katanya.


Tri mengeluhkan soal tak konsistennya PT KAI selaku pemilik lahan di stasiun. Menurutnya kenyataan di lapangan banyak pelaku kios dan PKL justru digusur sementara pelaku usaha konglomerasi seperti minimarket justru diizinkan.


"Ada inkonsistensi, konglomerasi usaha seperti Indomaret, Alfamart dibolehkan. Saat kita memperpanjang kontrak tidaK dikabulkan oleh PT KAI, tapi konglomerasi diberi izin. Kita minta ada solusi lah kalau dibongkar," katanya.


(hen/dnl)