Jadi Guru di SMAN 8 Malang, Bos PLN Ajarkan Siswa Bermimpi

Malang - Tepat di Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari ini, SMA Negeri 8 Malang didatangi Direktur Utama PLN Nur Pamudji. Kehadiran orang nomor satu di PLN ini untuk memberikan motivasi kepada siswa, khususnya siswa kelas I dan II.

"Kalian harus punya mimpi, itu modal awal menjadi sukses," ucap Pamudji di hadapan para siswa, Malang, Senin (20/5/2013).


Dikatakan Pamudji, mimpi itu akan menjadi penyemangat selama mengenyam pendidikan. Akan berbeda jika orang tidak memiliki mimpi atau cita-cita. "Akan jadi semangat, dengan mimpi yang kalian inginkan," tuturnya.


Tatap muka yang dikemas dengan acara 'Bod Goes to School: Inspirasi Direksi PLN' ini digelar di sebuah aula baru hasil bantuan PLN. Pamudji merupakan alumni sekolah di Jalan Veteran, Kota Malang, tersebut. Setiap kalimat yang diucap Pamudji seakan membius para siswa hingga tak luput dari tepuk tangan.


Menurut Pamudji, sukses itu berawal dari pikiran masing-masing. Apa yang selama ini berada dalam pikiran akan menjadi kenyataan. "Jika sudah begitu, maka kalian bisa dikatakan sukses," tegasnya.


Karenanya, kata dia, seseorang harus terus memiliki sebuah keinginan, tidak melihat di mana dia berada atau usianya. Ia pun mencontohkan saat ini dirinya masih mempunyai sebuah cita-cita, yaitu bagaimana membuat seluruh warga Indonesia bisa menikmati listrik. "Itu cita-cita saya untuk bangsa ini. Karena masih 25 persen rakyat Indonesia belum menikmati listrik," papar Pamujdi disambut tepuk tangan para siswa.


Pamudji menginginkan, setiap pelajar akan mampu mengubah masa depan negeri ini. Selain sebagai pengganti dari orang-orang sudah berusaha keras memajukan bangsa Indonesia. Ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sekolah, sebisanya diaplikasikan dalam kehidupan di masa mendatang. "Kalian harus jauh lebih dari saya," pekik Pamudji.


Dalam sesi tanya jawab, banyak para siswa berebut untuk menanyai Pamudji hingga menjadi salah satu direksi di BUMN. "Bapak dulu sekolahnya pulang jam berapa, bisa jadi seperti sekarang," tanya Moch. Bima salah satu siswa.


Pertanyaan iseng itu ditanggapi serius oleh Pamudji dengan mengatakan dirinya tak layaknya para siswa zaman dahulu, yang selalu mengikuti segala program kegiatan sekolah. "Sekolahnya biasa, saya berangkat pukul 7 pulang pukul 1 siang. Sore dilanjut kegiatan ekstra. Di sinilah saya mengenal listrik. Karena ada ekstra instalasi listrik. Senang modal saya mengikuti semua kegiatan waktu itu," jawab Pamudji.


Pamudji menceritakan, masa mudanya terinspirasi dari sebuah nama kelompok atau geng di masa dia SMA dulu. Namanya HIGAM yang berarti Hidup Gembira Awet Muda. Gembira menjadi modal agar semua yang dilakukan tak terbebani. "Hidup gembira awet muda, itu motto dalam hidup saya waktu itu," ujarnya.


Ia juga berpesan, jangan pernah mengikuti sebuah keinginan dari orang lain. Karena cita-cita harus muncul dari panggilan jiwa atau dalam diri sendiri. Jika itu sudah dijalani, dengan sebuah tekad dan kerja keras semuanya akan terwujud. "Panggilan jiwa itu sebuah keinginan murni dalam diri seseorang, dan itu yang harus dijalani bukan mengikuti omongan orang," katanya.


Hadirnya Pamudji memberikan kesan bagi para siswa, meski sebelumnya mereka tak mengenal siapa sosok Pamujdi. "Kita bangga, karena Pak Pamujdi alumni sini dan bisa menjadi Dirut PLN," ucap Vivi seorang siswi ditanya detikFinance.


Sementara menurut Rifki Hari, siswa lain, Pamujdi memiliki dedikasi dan kemampuan mengolah sebuah perusahaan besar, dalam hal ini PLN. Dia patut menjadi teladan bagi siswa, khususnya SMAN 8 Malang. "Sebuah teladan yang baik, patut kita meniru dedikasi Pak Pamudji," terangnya terpisah.


(dnl/dnl)