PT KAI: 1 Juni 2013 Semua Stasiun di Jabodetabek Steril dari Kios dan PKL

Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) tengah melakukan aksi bersih-bersih untuk mensterilkan stasiun kereta di Jabodetabek dari asongan dan pedagang kaki lima (PKL). Ini dilakukan seiring penerapan sistem tiket elektronik (e-ticketing).

"Prinsipnya revitalisasi setuju. Penataan harus sampai tuntas. Sudah 1 Juni dengan adanya e-Ticketing. Jadi stasiun harus sudah steril. Dalam keputusan tadi sudah jelas akan dicarikan solusi. Stakeholder, BUMN dikumpulkan untuk cari solusi para UKM. Solusinya seperti apa? Nanti dibicarakan," tutur Humas KAI Mateta Rizalulhaq di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/5/2013).


Saat ini sudah ada 41 stasiun kereta di Jabodetabek dengan 4.301 kios yang disterilkan oleh KAI dari total 53 stasiun.


Di tempat yang sama, Direktur Utama KAI Ignasius Jonan mengatakan, kios-kios ditertibkan di stasiun karena kontraknya dengan KAI habis. KAI tidak mau memperpanjang karena jumlah penumpang KRL yang makin banyak, memerlukan ruang yang lebih besar di stasiun.


KAI saat ini sedang menggenjot jumlah penumpang KRL Commuter Line hingga 1,2 juta per hari, sehingga butuh ruang publik lebih luas. Dulu kios-kios bisa ada di stasiun karena jumlah penumpang hanya 100 ribu orang per hari.


"KAI mendukung terhadap program UKM dan penataan stasiun-stasiun di Jabodetabek. Dukungan kami lewat pembentukan 1.000-1.100 UKM di seluruh Jawa dan Sumatera. UKM binaan KAI memang lebih kecil dari Pertamina dan Telkom," ujar Jonan.


(dnl/hen)