'BUMN Dhuafa' Nindya Karya Incar Proyek Hingga Rp 7 Triliun di 2013

Jakarta - PT Nindya Karya (Persero) mulai bangkit dari keterpurukan. Dari BUMN Dhuafa yang mencatat akumulasi rugi hingga Rp 400 miliar di 2010, kini Nindya Karya menargetkan bisa meraup proyek senilai Rp 7 triliun di 2013.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Nindya Karya, I Gusti Ngurah Putra di kawasan industri KBN Cakung Jakarta Timur, Senin (3/6/2013).


"2013 on hand Rp 7 triliun dengan penjualan Rp 3 triliun. Kalau 2012 kontrak senilai Rp 5 triliun dengan penjualan Rp 2,5 triliun," ucap Ngurah.


Hingga saat ini, Nindya Karya telah memegang proyek mencapai Rp 2,5 triliun. Nilai ini, telah termasuk kontrak carry over tahun 2012.


"Yang berjalan seperti jembatan di Riau senilai Rp 400 miliar, bendungan di Bali, bangun dermaga Pelindo 2 dan Pelindo 3, KBN ini bangun RS. Kontrak on hand sampai bulan ini Rp 2,5 triliun," tambahnya.


Pada tahun 2013 ini, Nindya Karya menargetkan bisa meraup laba bersih hingga Rp 80 miliar atau naik dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 32 miliar.


Terkait investasi, Ngurah menjelaskan pihaknya dibantu PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) sedang membangun pabrik beton pra cetak (pre cast) senilai Rp 150 miliar di Subang Jawa Barat.


"Investasi belum cukup, kita kerjasama dengan PPA bikin pabrik beton senilai Rp 130 miliar di Subang. Kapasitas 100 batang bundar (beton) per hari tiang pancang 200 side pile (kotak) per hari," tegasnya.


Saat ini, Nindya Karya fokus menggarak proyek kontruksi dan EPC di dalam negeri. Ngurah mengatakan Nindya Karya belum berencana melebarkan sayapnya ke luar negeri.


"Kita masih stabilisasi perusahaan di dalam negeri kalau sudah kuat baru coba," tegasnya.


(feb/dru)