Eksportir dan Importir Anggap Aksi Mogok Angkutan di Priok Tak Beralasan

Jakarta - Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) termasuk di dalamnya ada eksportir dan importir meminta aparat kepolisian menyelidiki kasus mogoknya beberapa perusahaan swasta penyedia jasa kepelabuhan di Pelabuhan Tanjung Priok hari ini. Aksi tersebut bukan hanya merugikan dunia usaha namun perekonomian nasional.

"Depalindo menyampaikan kepada pemerintah khusunya Polri untuk diusut tuntas karena ada indikasi subversif (mengancam kepentingan negara) dan tidak adanya dasar yang kuat dari aksi mogok kali ini," ungkap Ketua Umum Depalindo Toto Dirgantoro saat jumpa pers di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (3/06/2013).


Ia dengan tegas mengatakan bahwa aksi yang dilakukan oleh Indonesia National Shipowners Association (INSA), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) tidak jelas dan tidak beralasan.


"Mogok operasi ini tidak jelas dan mogok operasi ini juga sangat merugikan perekonomian nasional terlebih ekspor kita turun di tengah resesi ekonomi dunia saat ini. Saya meminta agar pemerintah terutama gubernur untuk memberikan sanksi bagi angkutan yang tidak melakukan operasi hari ini," imbuhnya.


Toto juga mentafsir jumlah kerugian dari adanya aksi mogok di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai miliaran rupiah.


"Angka kerugian yang diakibatkan adanya penumpukan kontainer per hari adalah Rp 22,5 miliar. Belum lagi kalau dari sisi angkutan sendiri dan kerugian bahan baku yang seharusnya diperlukan hari ini," cetusnya.


(wij/hen)