Phillip Securities: IHSG Berpotensi Bearish

Jakarta - Peningkatan terjadi di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Selasa (04/06). Lemahnya data manufaktur AS yang turut memicu optimisme bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan program pembelian obligasi menjadi katalis utama bagi pasar global dalam beberapa hari terakhir. IHSG menguat pada hari Selasa dengan memperoleh 50.258 poin atau 1.01% di 5,021.612. Dari seluruh sektor utama, sektor konstruksi menjadi satu - satunya sektor yang melemah yaitu sebanyak 1.30%. Sementara itu sektor yang menjadi penopang utama dalam kenaikan IHSG adalah sektor barang konsumsi dengan sumbangan 2.04% diikuti oleh sektor industri dasar yang memperoleh 1.39% dan terakhir adalah sektor aneka industri yang naik sebesar 1.19%. Indeks LQ45 memperoleh 13.016 poin atau 1.58% dan berakhir pada posisi 836.727. Laporan bulanan nonfarm payroll AS yang akan dirilis pada hari Jumat (07/06) akan menjadi katalis pasar berikutnya di pekan ini. Sebanyak 145 saham ditutup pada zona positif, 134 saham berakhir di zona merah, dan sisanya stagnan pada perdagangan Selasa (04/06) di Bursa Efek Indonesia. Volume perdagangan di pasar reguler tercatat sebanyak 5.83 miliar lembar saham dengan nilai total transaksi Rp 7.30 triliun. Transaksi oleh investor asing terakumulasi menjadi jual bersih (Net Sell) sebesar Rp 985.076 miliar. Saham saham yang membantu pergerakan positif IHSG diantaranya adalah Mitra International Resources (MIRA) naik 22 poin atau 34.38% ke Rp 64, Mulia Industrindo (MLIA) menguat 120 poin atau 25.00% di Rp 480, Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) bertambah 725 poin atau 24.58% menjadi Rp 2,950, Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) mencetak 450 poin atau 24.32% di Rp 1,850, dan Dyviacom Intrabumi (DNET) memperoleh 150 poin atau 23.81% di Rp 630. Saham yang menempati daftar top losers antara lain adalah Bintang Mitra Semestaraya (BMSR) jatuh 37 poin atau 24.67% ke Rp 150, Multi Bintang Indonesia (MLBI) turun 250000 poin atau 17.24% ke Rp 1,450,000, Akbar Indo Makmur Stimec (AIMS) kehilangan 25 poin atau 15.63% di Rp 160, Jaya Konstruksi Manggala Pratama (JKON) terpangkas 200 poin atau 11.11% di Rp 1,800, dan Darya-Varia Laboratoria (DVLA) melemah 450 poin atau 11.04% di Rp 4,075.

Perdagangan saham di Wall Street berakhir dengan melemahnya indeks-indeks utama AS, lesuhnya pasar dikarenakan investor masih bertanya-tanya mengenai kelanjutan stimulus lanjutan oleh The Fed. Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 76.49 poin, atau 0.5%, di 15,177.54. Indeks S&P 500 turun 9.04 poin, atau 0.55%, menjadi 1,631.38. Sementara indeks Nasdaq Composite kehilangan 20.11 poin, atau 0.58%, dan ditutup di 3,445.25. Pasar masih akan menunggu data ekonomi nonfarm-payrolls yang akan dirilis pada Jum’at besok.


Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia akan berpotensi bearish (turun) hari ini. Kebijakan The Fed mengenai kelanjutan stimulus per bulan terlihat masih sulit ditebak oleh pasar dan membuat pasar akan lebih banyak menunggu. Di sisi lain, pasar domestik terlihat pesimistis dengan data ekonomi neraca perdagangan Indonesia yang pada bulan April kembali mengalami defisit, hal ini tentu-nya akan mempengaruhi Rupiah, dan akan menekan pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kami perkirakan akan bergerak bearish (turun), dengan support dan resistance masing-masing di 4,908 dan 5,078.


Bullish Trend:

BJBR - Bullish ( S2: 1,180 , S1: 1,200 , R1: 1,240 , R2: 1,260 )

BKSL - Bullish ( S2: 275 , S1: 285 , R1: 300 , R2: 305 )

BSDE - Bullish ( S2: 1,870 , S1: 1,940 , R1: 2,075 , R2: 2,150 )

CPIN - Bullish ( S2: 4,800 , S1: 4,900 , R1: 5,050 , R2: 5,100 )

ICBP - Bullish ( S2: 12,150 , S1: 12,550 , R1: 13,100 , R2: 13,250 )


Bearish Trend:

INDY - Bearish ( S2: 870 , S1: 890 , R1: 930 , R2: 950 )

ITMG - Bearish ( S2: 28,550 , S1: 28,800 , R1: 29,350 , R2: 29,650 )

PTBA - Bearish ( S2: 11,300 , S1: 12,000 , R1: 13,000 , R2: 13,300 )

UNTR - Bearish ( S2: 15,800 , S1: 16,200 , R1: 16,850 , R2: 17,100 )

SGRO - Bearish ( S2: 1,810 , S1: 1,850 , R1: 1,900 , R2: 1,910 )


(dru/dru)