Pertamina Tunda Pemasangan Alat Pengendali BBM, Karena Impor Terlambat

Jakarta - PT Pertamina (Persero) menunda pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) atau alat pengendali BBM subsidi di kendaraan pribadi dan umum dari rencana awal 1 Juli 2013. Apa sebabnya?

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, mundurnya rencana pemasangan ala ini akibat terlambatnya kedatangan alat yang diimpor dari Korea Selatan dan China. Namun, Pertamina berjanji melakukannya pada pertengahan Juli 2013.


"Jadi mundurnya karena peralatan diimpor, impornya rada sedikit terlambat, mudah-mudahan setelah ini masuk kita bisa langsung melakukan percepatan," ungkap Hanung kepada wartawan di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Senin (1/7/2013)


"Mundurnya kira-kira 2-3 minggu, sekarang sudah sekitar 40% cabellingnya selesai," jelasnya. Maksudnya, sudah 40% SPBU di Indonesia yang sudah siap untuk sistem ini.


Setelah selesai untuk SPBU, maka pemasangan RFID akan berlanjut untuk kendaraan dinas, baik pemerintah pusat maupun daerah, dan perusahaan BUMN.


"RFID ini kita akan lakukan uji coba bulan Juli, tetap. jadi kita harapkan 276 SPBU di DKI itu akan terpasang seluruhnya pada bulan Juli. Memang agak mundur, dan setelah itu baru kita akan pasang RFID tag di mobil," ujar Hanung.


Rencananya mulai awal Juli 2013, Pertamina ingin memulai sosialisasi pemasangan alat ini ke seluruh kendaraan di Indonesia. Nantinya, jika tidak memasang alat ini, maka kendaraan tidak bisa mengisi BBM subsidi di SPBU.


Tender pengadaan RFID ini dimenangkan oleh PT INTI (Persero). Ternyata PT INTI mengimpor sendiri RFID ini dari Korsel dan China.


(dnl/dnl)