Mereka Menolak 'Koboi' Petantang-Petenteng

Jakarta - Kedai kopi Starbucks membikin berang para lelaki Connecticut itu. Mereka berkumpul di depan sebuah gerai Starbucks di New Town sambil membawa spanduk dan menenteng senjata pada September lalu. Starbucks hendak diserang?

Bukan. Para lelaki itu adalah kelompok aktivitas pembela hak membawa senjata secara terbuka. Mereka memprotes tindakan manajemen Starbucks yang mengeluarkan larangan pelanggan membawa senjata api ke dalam kafe.


John Pierce, seorang pendiri gerakan pembela senjata itu, mengatakan Starbucks telah melanggar hak asasi masyarakat. “Langkah Starbucks itu mengecewakan,” katanya.


Anehnya, tindakan mereka itu terjadi di kota yang baru saja mengalami peristiwa tragis. Seorang lelaki bersenjata menembak dan membunuh 20 pelajar dan enam orang dewasa di Sekolah Dasar Sandy Hook pada Desember 2012.


Tak heran kalau tindakan para pendukung senjata itu langsung dibalas oleh sekelompok ibu yang tergabung dalam kelompok Moms Demand Action for Gun Sense in America. Kelompok ini dibentuk sebagai respons atas penembakan di Sandy Hook.


Ibu-ibu mengatakan telah mengumpulkan 60 ribu tandatangan yang mendukung Starbucks sekaligus meminta perusahaan itu mengeluarkan larangan keras atas keberadaan senjata api di dalam kafe.


Sebelumnya, Starbucks terkenal tak acuh pada konsumen yang menenteng senjata api ke dalam kafe. Khususnya di daerah yang memang mengizinkan publik membawa-bawa senjata api secara terbuka. Tapi belakangan Starbucks ditekan publik. Next


(DES/DES)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!