"Pembebasan lahan itu susah, orang banyak yang remehin, masa pembebasan lahannya saja nggak bisa. Kami itu yang di lapangan, masa kita harus nebus lahan duren Rp 8,5 miliar. Satu pohon kelapa Rp 8 juta," kata Direktur Konstruksi PLN Nasri Sebayang ditemui usai bertemu DPD RI menjelaskan krisis listrik di Sumatera, Senin (21/10/2013).
Narsi mengungkapkan dibeberapa proyek pembangkit PLN seperti Tanjung Jati masyarakatnya meminta tebusan tanah sawah Rp 8 juta per meter2.
"Proyek Telukan Bawang di Bali mintanya Rp 18 jura per meter2," ucapnya.
Bahkan seperti proyek pembangkit transmisi Pangkalan Susu menuju Binjai yang sampai sekarang belum selesai karena rumitnya pembebasan lahan.
"Keputusan PLN sudah lah uang ganti lahannya dititipkan ke pengadilan, kalau nggak begitu nggak jalan proyek ini," ujarnya.
Nasri menegaskan PLN bukan tidak sanggup menebus harga yang diminta masyarakat untuk menganti lahannya.
"Uamg segitu kami bisa bayar, kalau dibandingkan dengan manfaat yang sangat besar bagi negara, tapi masalahnya kita BUMN tidak bisa seenaknya bertindak, ada aturannya, nebus dengan harga tinggi bisa diperkarakan, bisa digantung kita," tutup Nasri.
(rrd/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!