Ramalan ini sudah diraba sejak periode Rini sebagai Menperindag 2001-2004, karena pada periode itu impor minyak dan BBM Indonesia sudah terus naik.
Hal ini disampaikan oleh Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais Jakarta, Selasa (10/12/2013).
"Soal energi, Menteri Perdagangan tahun 2001 pada saat itu mengatakan kepada saya, Mam (panggilan Iman Pambagyo) 7 sampai 10 tahun ke depan kita akan mengalami defisit energi dan kebutuhan akan minyak meningkat," ungkap Iman.
Kini, apa yang dikatakan Rini ternyata menjadi kenyataan. Sekarang Indonesia justru sudah menjadi negara pengimpor minyak, bukan lagi eksportir, karena kebutuhan di dalam negeri meningkat.
"Dan kenyataan memang seperti itu. Kalimantan Barat begitu mati lampu dan hidup lagi dan itu mengganggu kegiatan bisnis," imbuhnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor hasil minyak pada bulan Oktober 2013 tercatat sebesar 2,24 juta ton atau senilai US$ 2,14 miliar atau sekitar Rp 21 triliun. Angka ini didominasi oleh impor BBM premium yang sebesar 1,04 juta ton senilai US$ 1,06 miliar atau Rp 10 triliun.
(wij/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
